Resmikan patung Soekarno di Lemhanas, Mega ingatkan soal geopolitik
Resmikan patung Soekarno di Lemhanas, Mega ingatkan soal geopolitik. Presiden kelima Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa pelajaran tentang geopolitik sangatlah penting ditanamkan kepada putra dan putri Indonesia, khususnya bagi para calon pemimpin bangsa.
Presiden kelima Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa pelajaran tentang geopolitik sangatlah penting ditanamkan kepada putra dan putri Indonesia, khususnya bagi para calon pemimpin bangsa. Ilmu tentang geopolitik inilah yang ditanamkan oleh Proklamator Kemerdekaan RI, Ir Soekarno ketika kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan.
"Kumpulkan calon pemimpin bangsa dari seluruh Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke untuk dapat saling mengenal dan mempererat persaudaraan dengan diberikan penceramah geopolitik," ujar Megawati saat meresmikan Monumen Proklamator Kemerdekaan RI, Ir.Soekarno di halaman Gedung Lemhanas, Jakarta, Rabu (24/5).
Peresmian patung monumen Proklamator Kemerdekaan RI di Lemhanas merupakan rangkaian dari peringatan acara HUT Lemhanas ke-52 yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei. Pada acara yang dibuka dengan tarian Bali Sri Kamewali itu, hadir sejumlah tokoh diantaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Guruh Soekarnoputra, Sukmawati Soekarnoputri, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, serta sejumlah tokoh lainnya.
Megawati mengatakan, geopolitik itu adalah ilmu yang harus diketahui anak bangsa agar paham dan sangat menyadari di mana kita berada sebagai manusia Indonesia.
"Sebab kalau kita tidak tahu di mana posisi kita, maka kita akan berpikir bahwa bangsa Indonesia bukan apa-apa. Badan kita menyebut orang Indonesia tetapi cara berpikir kita ikut orang luar," jelasnya.
Megawati menambahkan, kalau calon pemimpin bangsa Indonesia ikut belajar geopolitik, maka mereka akan memahami bagaimana membangun mental sebagai bangsa yang kuat. Bagaimana membangun strategi menuju kejayaan Indonesia.
Dijelaskan Megawati, keberadaan monumen Proklamator Bung Karno di Lemhanas ini sangat tepat karena Bung Karno saat menjadi Presiden, untuk pertama kalinya beliau membuat tempat pendidikan yang sekaligus juga tempat pengkajian ilmu.
Karena itu, sambung Megawati, hakikat dari Lemhanas ini untuk dikembalikan kepada rohnya sebagai tempat menimba pengetahuan dan mengkaji kebangsaan yang kuat. Sehingga yang ada di Papua tak akan merasa sentris Papua tapi Indonesia. Begitu juga yang di Aceh dan lainnya.
"Dari sini Bhinneka Tunggal Ika benar-benar dihayati sebagai keberagaman. Tak mungkin Indonesia diseragamkan, dan dalil apa pun kalau itu berlawanan dengan kebhinnekaan akan gampang diruntuhkan. Kita sudah ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai bangsa yang keberagamannnya luar biasa. Bukan hanya manusianya saja tapi juga resourcesnya juga luar biasa," tegas Megawati.
Megawati menambahkan, sosok dan pemikiran Bung Karno sebagai Proklamator kemerdekaan haruslah diketahui. Dari sisi keilmuan, Bung Karno mendapatkan predikat honoris causa yang jumlahnya sebanyak 23 buah dalam segala ilmu. Bukan hanya politik tapi juga hukum, sosial, budaya dan sebagainya. Predikat honoris causa itu ada dari negara di Eropa, Asia, Afrika dan Benua lainnya.
"Jadi alangkah sayang kalau Indonesia malah ingin menenggelamkan nama Bung Karno. Semestinyalah kita secara objektif rasional mengetahui siapa sebenarnya sosok Bung Karno ini. Mengapa dapat memerdekakan suatu bangsa yang kemudian disebut Indonesia," ungkapnya.
Ditambahkan Megawati, ada perkataan Bung Karno yang perlu diingat bahwa bangsa ini lemah bila mudah dipecah belah dan diadudomba. Itulah hal yang membuat kita dijajah hingga 350 tahun.
"Karena itulah maka penting sekali dikaji dan dipelajari tentang bagaimana kebhinnekaan dan peraturan itu dibangun dan diperkuat," jelasnya.
Pada kesempatan sama, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo mengatakan, pembangunan monumen proklamator ini sangat penting untuk mengingatkan kita bahwa pada 20 Mei 1965 Ir Sokerno meresmikan Lemhanas dan diikuti dengan kuliah umum kursus reguler geopolitik. Hal ini dilakukan Bung Karno dengan dasar pemahaman bahwa seseorang tak bisa membangun bangsa yang kuat tanpa pengetahuan geopolitik.
"Dengan ilmu geopolitik, maka Indonesia bisa memahami percarutan politik dunia. Dan dengan ilmu itu kita sebagai bangsa akan mampu menapaki tujuan nasional kuta," ujarnya.
Selain itu, Bung Karno juga berpesan bahwa penting sekali bagi pemimpin untuk memahami jatidiri bangsa dan negaranya. Setiap pemimpin harus memahami dengan jelas karakter bangsa dengan nilai lokal yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, Kebhinnekaan dan Nilai-nilai persatuan.
"Bung Karno sebagai ahli strategi perjuangan berpesan agar pemimpin belajar memahami pengetahuan lain multi kompleka menyangkut ideologi politik, sosiologi, budaya selain juga masalah pertahanan dan keamanan. Hal-hal inilah yang hingga kini dijalankan di Lemhanas ini," terang Agus Widjojo.