Ribuan warga menangis dalam acara perpisahan dengan Dedi Mulyadi sebagai bupati
Puluhan ribu warga Darangdan-Bojong yang hadir tampak terharu menyaksikan penampilan terakhir Dedi di tengah-tengah mereka. Bahkan, banyak di antara mereka yang tak kuasa menahan lelehan air mata.
Ribuan masyarakat di Kecamatan Darangdan dan Bojong menggelar acara 'paturay tineung' atau perpisahan untuk Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Kegiatan ini digelar di Lapangan Sempurnunggal, Desa Linggasari, Kecamatan Darangdan, Sabtu (3/2) malam.
Jabatan Bupati Purwakarta yang saat ini diemban oelh Dedi itu akan berakhir masa jabatannya pada Maret 2018 mendatang. Sebelumnya, Dedi mengambil cuti di luar tanggungan negara karena mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
Puluhan ribu warga Darangdan-Bojong yang hadir tampak terharu menyaksikan penampilan terakhir Dedi di tengah-tengah mereka. Bahkan, banyak di antara mereka yang tak kuasa menahan lelehan air mata.
Dedi memang dikenal sukses menyelenggarakan program 'Gempungan di Buruan Urang Lembur' sebagai media komunikasi langsung pemerintah daerah dengan masyarakat.
"Saya dilahirkan di desa ini, sejak lahir sampai sekarang, cuma Kang Dedi yang betul-betul memperhatikan kebutuhan warganya. Nuhun pisan bapak (terima kasih sekali bapak)," kata Erni Suryani (48) warga Desa Linggasari sambil menangis.
Perpisahan Dedi Mulyadi Sebagai Bupati Purwakarta ©2018 Merdeka.com/Bram Salam
Bukan hanya warga, apresiasi terhadap Dedi Mulyadi pun datang dari aparat desa. Ketua RT dari Kampung Kertasari, Desa Cilingga, Darangdan, Arifin (55) merasakan peningkatan kesejahteraan dirinya sebagai aparat.
Ia menyebut, selama 20 tahun menjabat sebagai Ketua RT, hanya pada kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Bupati lah nasibnya diperhatikan. Perhatian tersebut terlihat dari peningkatan honornya dari Rp 225 ribu per triwulan, menjadi Rp 650 ribu per bulan.
"Nasib kami sebagai aparat dan ujung tombak pelayanan pemerintah sangat diperhatikan. Semoga Purwakarta mendapatkan pemimpin yang sebanding dengan Kang Dedi Mulyadi," ujarnya.
Pembangunan suprastruktur dan infrastruktur di wilayah tempat tinggal Arifin pun berlangsung pesat. Kultur masyarakat desa terjaga melalui Peraturan Bupati tentang Desa Budaya dan infrastruktur jalan pun tak ketinggalan dibangun secara massif. Sehingga, kata dia, mobilitas ekonomi dan aktifitas warga Desa Cilingga berlangsung cepat.
"Kami berkegiatan ada payung hukumnya. Kultur desa kami terjaga. Sekarang pun kalau ke kota bisa lebih cepat, jalan di kampung sudah bagus," katanya.
Perpisahan Dedi Mulyadi Sebagai Bupati Purwakarta ©2018 Merdeka.com/Bram Salam
Kenangan untuk Warga
Seorang pemuda menarik perhatian Dedi Mulyadi saat berada di atas panggung. Pemuda tersebut tampak memiliki tato di bagian lengan dan kaki. Uniknya, ia juga terlihat memegang sebuah botol susu untuk bayi.
"Kadieu kang (ke sini kang), duh penampilan tato ala punk tapi hatinya pink ini, salut pisan," kata Dedi bercanda.
Pemuda tersebut menyebutkan identitasnya. Ia mengaku bernama Jajang (22) warga Kabupaten Bandung Barat yang mempersunting seorang gadis di Desa Linggasari. Sehari-hari, ia berprofesi sebagai pelukis rumah dengan bayaran Rp 80 ribu.
Sementara sang istri, Iis Juliana (20) bekerja sebagai pegawai rumah makan di Jatiluhur dengan penghasilan Rp 800 ribu per bulan.
"Kerja mah tergantung order Pak, kalau istri mah penghasilannya rutin per bulan," tuturnya.
Dedi dan beberapa warga yang hadir memberikan sumbangan kepada Jajang untuk membuka usaha. Hasilnya, terkumpul uang Rp 10 Juta. Jajang ternyata lebih memilih menggunakan uang tersebut untuk beternak domba.
"Serius kamu mau ternak domba?" tanya Dedi yang dijawab anggukan oleh Jajang.
Dedi kemudian memberikan amanah kepada Jajang bahwa modal tersebut merupakan kenangan dari dirinya dan warga Purwakarta. Ia meminta agar Jajang memanfaatkan modal tersebut dengan baik.
"Ini kenangan, mohon dimanfaatkan dengan baik," pungkasnya.
Momen tersebut bukanlah momen puncak. Saat Dedi turun panggung, ia disambut dengan tangisan histeris warga yang hadir. Mereka bersedih karena Dedi tidak akan lagi memimpin Purwakarta.
Baca juga:
Jenderal jadi Pj Gubernur karena keamanan, Dedi Mulyadi sebut Pilkades saja aman
Posting foto dengan Dedi Mulyadi, Kepala BPBD Kab Bandung dipanggil Panwaslu
Petani tebu di Cirebon keluhkan lahan kian sempit, harga jual makin turun
Dedi Mulyadi sarankan sekdes sebaiknya kalangan Aparatur Sipil Negara
Dedi Mulyadi sebut Purwakarta belum butuh impor beras