Ridwan Kamil Tugaskan Sekda Baru Bantu Lobi Bantuan Pembangunan ke Pemerintah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi waktu tujuh hari kepada Setiawan Wangsaatmaja beradaptasi sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat yang baru. Selain itu dia diminta untuk membantu mengakselerasi lobi bantuan dari pemerintah pusat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi waktu tujuh hari kepada Setiawan Wangsaatmaja beradaptasi sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat yang baru. Selain itu dia diminta untuk membantu mengakselerasi lobi bantuan dari pemerintah pusat.
Hal itu ia sampaikan usai melantik Setiawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (14/2). Sebelumnya, Setiawan dipilih oleh Presiden Joko Widodo setelah melalui proses open bidding. Dua kandidat sekda hasil open bidding yang juga diajukan kepada Presiden adalah Dedi Taufik (Kepala Disparbud Provinsi Jawa Barat) dan Yerri Yanuar (Kepala BKD Provinsi Jawa Barat).
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
Setiawan sempat berkarir di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Terakhir ia menjabat Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), sebelum kemudian pada April 2013 diangkat sebagai Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi.
"Saya kasih waktu tujuh hari untuk safari memperkenalkan diri ke semua elemen yang akan menjadi tanggung jawabnya," kata Ridwan Kamil.
Selain itu, pria yang akrab disapa Emil meminta Setiawan memanfaatkan jaringan di pemerintah pusat untuk mengakselerasi bantuan pembangunan Jawa Barat. Titik beratnya adalah keadilan fiskal dari pusat. Keadilan fiskal yang dimaksud, adalah dana transfer ke kabupaten/kota tahun 2020 untuk Jabar sebesar Rp48,3 triliun. Sedangkan dana transfer untuk Jawa Tengah mencapai Rp48,8 triliun, dan Jatim Rp54,4 triliun.
Anggaran itu diberikan karena jumlah kabupaten/kota di Jabar sebanyak 27 wilayah, lebih sedikit dibandingkan dengan Jateng yang memiliki 35 kabupaten kota, dan Jatim memiliki 38 kabupaten kota. Jumlah desa di Jabar juga lebih sedikit, yakni 5.312 dengan jumlah dana desa Rp5,9 triliun, Jateng mempunyai 7.809 desa dan mendapat dana desa sebesar Rp8,2 triliun, sedangkan Jatim terdiri dari 7.724 desa memperoleh Rp7,6 triliun.
"Mungkin dengan jaringan Pak Iwan di Kementerian, lobi-lobi itu bisa menghasilkan dukungan bantuan sehingga APBD Jabar yang terbatas mudah-mudahan di zaman sekda Pak Iwan bisa berlipat-lipat bantuan dari pusat," imbuhnya.
Setiawan pun diminta fokus dan tidak terganggu dengan berbagai kepentingan politik yang memunculkan dinamika. Pernyataan itu didasarkan pada kasus yang saat ini menimpa Sekda sebelumnya, Iwa Karniwa yang terjerat kasus dugaan suap proyek Meikarta, setelah mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur ke PDIP.
"Beliau (Setiawan) adalah mantan deputi sehingga relasi Jabar nanti dengan Kementerian itu lebih lancar dan lebih baik, sehingga ada akselerasi bantuan pembangunan (dari pemerintah pusat)," kata dia.
"Mudah-mudahan fokus saja pada pekerjaan, jangan ada hal-hal yang di luar tupoksi seperti sebelum-sebelumnya. Saya kira itu harus dipahami karena pejabat politik ada 122 orang. 120-nya dewan, dua lagi gubernur dan wagub di luar itu enggak yang bersifat formal sebagai individu politik termasuk Sekda," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi Tunjuk Setiawan Wangsaatmaja Jadi Sekda Jabar
Ridwan Kamil Ingin Bangun Kedai Kopi Jabar di Prancis
Ridwan Kamil: Pendapatan Kuntilanak di Asia Afrika Mencapai Rp5 Juta
Emil Soal Wacana Pemulangan WNI Bergabung ISIS: Asal Insyaf
Ridwan Kamil Sampaikan ke Prabowo, Jabar Minat Bangun Industri Drone
Jokowi Minta Ridwan Kamil Tentukan Lokasi Relokasi Warga Korban Longsor Sukajaya