Riwayat Solihah, ibu yang menghidupi anaknya dan naik haji dari buku loak
Solihah menjual buku loak semenjak masih usia 16 tahun. Kini di usia yang ke 64 tahun, dia mengatakan, kios buku bekasnya seumpama pohon yang terus berbuah. Penghasilannya dari menjual buku loak telah mengantarkan 3 putra dan 3 putrinya menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.
Sejak tahun 1969, Siti Solihah Hasan berjualan buku bekas di area Pasar Pereng Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Bisa dikatakan, ia satu-satunya pedagang toko buku loak di kota yang khas dengan mendoannya itu. Di sisi lain, Solihah seorang ibu yang membesarkan 6 anaknya lewat penjualan buku-buku loak.
Solihah menjual buku loak semenjak masih usia 16 tahun. Kini di usia yang ke 64 tahun, dia mengatakan, kios buku bekasnya seumpama pohon yang terus berbuah. Penghasilannya dari menjual buku loak telah mengantarkan 3 putra dan 3 putrinya menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.
-
Kebahagiaan apa yang dirasakan ibu dalam cerita ini? Kuring yakin rajaning yakin, indung kacida bagjana nalika kuring aya dina rahimna. Komo sanggeus kuring gelar ka dunya. Tangtu kuring dirawu, dipangku, dinangna-nengne. Sagala hal kahadean diketrukkeun keur kuring. Sagala kapeurih geus teu dijadikeun itungan ku indung enggoning "ngajelemakeun" kuring.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat ibu begitu istimewa menurut konteks ini? Ibu, dengan segala kelembutan dan ketegaran yang dimilikinya, merupakan sosok yang tak ternilai dalam kehidupan setiap individu. Ibu adalah pilar kekuatan, sumber kasih sayang yang tak pernah berhenti mengalir, dan penuntun setia dalam langkah perjalanan setiap orang.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Kenapa menjahit dianggap berbahaya bagi ibu hamil? Dalam larangan tersebut diungkapkan bahwa menjahit saat hamil dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau mengalami bibir sumbing. Mengerikan, bukan? Namun, apakah benar demikian?
Lewat buku pula, dia menabung sampai akhirnya memenuhi harapannya berangkat haji pada 2015 silam.
"Kios buku ini sampai kapan pun akan tetap saya pertahankan. Pada anak-anak, saya mengatakan lewat jualan buku sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi asal, kita mampu hidup prihatin," katanya saat ditemui merdeka.com, Kamis (21/12).
Sebagaimana seorang ibu yang kasih pada anaknya tak pernah luntur, Solihah bertahan menjual buku karena lembar-lembar pengetahuan di dalamnya tak pernah busuk. Maksudnya, buku seusang apapun akan tetap dicari sebab pengetahuan di dalamnya tak akan pernah hilang manfaatnya.
Solihah memercayai, dari berbagai pengalaman, banyak pembeli-pembeli yang datang ke toko buku loaknya mencari majalah-majalah atau buku-buku lama. Tujuannya untuk penelitian bahkan ada juga yang sekadar mengenang kembali bacaan di masa silam.
Di usianya yang makin renta dan tak lagi sepenuhnya bugar, tak jarang anak-anaknya meminta Solihah untuk pensiun. Pada anak-anaknya, dia berujar, kios bukunya adalah sumber penghidupan keluarga yang berperan penting ikut membesarkan mereka.
Siti Solihah Hasan berjualan buku bekas di area Pasar Pereng Sokanegara ©2017 Merdeka.com/Abdul Aziz
Di sisi lain, dia sadar sejak beberapa tahun terakhir para pembeli semakin minim. Tapi pendapatan Rp 500 ribu sebulan, sudah sangat cukup baginya.
"Kios ini saya kontrak setahun Rp 2 juta. Sekarang memang lebih sepi pembeli, tapi saya harus mencari kesibukan dari pada diam di rumah. Setidaknya saat sepi, di kios ini saya bisa wiridan atau membaca Alquran," ujar Solihah.
Masa kejayaan toko buku loaknya, seingatnya di kisaran tahun 70-an sampai 80-an. Seiring banyaknya taman bacaan di Purwokerto, buku-buku bekas cerita silat seperti karya Kho Ping Ho atau Wiro Sableng karya Bastian Tito ramai dicari orang. Selain itu buku-buku paket pelajaran sekolah juga masih banyak dicari oleh para pelajar.
Hanya di buku toko buku loaklah, transaksi penawaran yang luwes dapat menjadi modal serta bekal utama calon pembaca untuk mendapat buku dengan harga yang murah.
"Saya sendiri yang setiap setahun sekali kulakan buku di pasar Senin, Jakarta. Biasanya sepuluh karung dan saya naik kereta api. Dulu ditemani almarhum suami saya. Sekarang saya selalu minta ditemani oleh anak saya," katanya.
Menghikmati riwayat Solihah dan toko buku loaknya, tak hanya terpapar kisah tentang di balik buku yang selalu menyimpan jendela pengetahuan. Buku-buku yang tergeletak di toko buku loak Solihah, seusang apapun, juga menyimpan jejak riwayat seorang ibu.
Kasih sayang yang tak kenal luntur seumpama buku yang tak akan pernah usang menjadi tunjuk ajar perilaku bagi setiap pembacanya.
Baca juga:
Peringati Hari Ibu, KLN bagikan 250 mawar di Taman Menteng
Jokowi akan hadiri peringatan Hari Ibu di Raja Ampat
Baca puisi Hari Ibu, Gus Ipul ajak perempuan tingkatkan potensi diri
Setelah melahirkan, Nindy baru Merasakan betapa ibu adalah segalanya
Rayakan Hari Ibu, kaum hawa Nikaragua bersaing di kontes perut besar