Saat Polisi Terduga Pelaku Pencabulan Anak Tiri di Surabaya Menangis ke Nenek Korban agar Cabut Laporan
Polisi yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak tiri disebut sempat meminta pada pelapor untuk mencabut laporannya.
Nenek korban menegaskan tak akan mencabut laporan tersebut lantaran polisi itu sudah mencederai fisik dan mental sang cucu.
Saat Polisi Terduga Pelaku Pencabulan Anak Tiri di Surabaya Menangis ke Nenek Korban agar Cabut Laporan
Polisi yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak tiri disebut sempat meminta pada pelapor untuk mencabut laporannya. Anggota Polsek Sawahan Surabaya itu bahkan sempat menangis dan merangkul pelapor agar tidak meneruskan laporannya.
- Jenderal Bintang Dua Perintahkan Tindak Tegas Anggota Polisi Cabuli Anak Tiri di Surabaya
- Seorang Polisi di Surabaya Cabuli Anak Tiri Akhirnya Ditahan
- Keluarga Ungkap Kronologi Pencabulan Siswi SMP oleh Ayah Tiri yang Berprofesi Polisi di Surabaya
- Polisi TetapkanTersangka Ibu Kandung Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali di Bekasi
Rayuan oknum polisi pada pelapor yang juga merupakan nenek korban pencabulan itu tentu saja langsung ditolak.
Sang nenek berinisial N itu mengaku, sempat bertemu dengan sang oknum polisi di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Iya sempat ketemu. Saya dirangkul-rangkul, nangis. Kasarannya minta dicabut laporannya," ujarnya.
"Saya tidak mau (mencabut laporan). Kasihan si korban, mentalnya rusak. Pokok lanjut," katanya.
Dia mengakui, perbuatan polisi yang juga ayah tiri korban itu membuat korban depresi. Korban menjadi banyak linglung, dan lebih memilih banyak diam saat bersama siapapun.
"Anaknya banyak diam, makannya juga berkurang, kayak linglung, kasihan anaknya,kayak trauma, kayak takut gitu lo," ujar dia.
merdeka.com
Kasus dugaan pelecehan seksual atau pencabulan polisi di Surabaya dibongkar nenek korban. Ia pun membeberkan kronologi terbongkarnya kasus tersebut.
Terbongkarnya kasus dugaan pencabulan oleh oknum polisi berinisial K (53) ini berawal dari curahan hati (Curhat) sang cucu pada temannya.
Curhatan ini, rupanya didengar oleh tetangganya dan diberitahukan pada sang ibu. Sang ibu yang mendengarnya pun, lalu mencoba mengorek keterangan dari korban. Hingga akhirnya terkuaklah peristiwa memilukan tersebut.
"Akhirnya ngaku dicabuli papanya. Mamanya tahu itu, menangis," ujarnya.
Ia menambahkan, terbongkarnya cerita kelam itu pun membuat sang cucu melarikan diri ke rumahnya.
Meski sempat malu, sang cucu akhirnya mau membuka semua cerita yang dialami pada dirinya.
"Cucu saya sempat malu. Tapi setelah dibujuk adik saya, akhirnya cerita semua kalau dia dicabuli," tambahnya.
Usai mendapatkan cerita tersebut, N lalu berunding dengan keluarga besarnya. Dari sini lah, akhirnya diputuskan untuk melaporkan sang ayah tiri ke polisi.
"Saya konsultasi ke rumah adik-adik saya. Akhirnya keputusannya lapor polisi," tegasnya.
Dia menyebut, pencabulan itu dilakukan oleh sang ayah sejak korban SD hingga kelas 3 SMP. Selama itu pula, pihak keluarga tidak mengerti korban mendapatkan perlakuan tidak senonoh.
Apalagi, tambahnya, kelakuan bejat itu dilakukan oleh sang ayah pada malam hari. Disaat semua rang termasuk sang ibu kandung sudah terlelap dalam mimpi.
"Sejak SD kelas 6 sampai SMP kelas 3. Selama itu, keluarga gak ada yang tahu. Karena dilakukan malam hari," tegasnya.
Saat korban masih SD, polisi itu disebut sering minta jatah. Tidak hanya dilakukan di kamar tidur, tetapi dia kerap meminta jatah saat berada di dalam kamar mandi.
"Itu dilakukan di kamar tidur. Dilakukan di kamar mandi. Itu dilakukan sejak SD, hampir setiap hari. Tapi saat SMP mulai jarang. Pas kelas 3, mulai enggak mau, dan berontak," tegasnya.
merdeka.com
Atas dasar itu lah, kini korban dan neneknya melaporkan kelakuan bejat sang oknum polisi ke kantor polisi. Ia berharap, pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.