Sambut 2 abad, Kebun Raya Bogor gelar lari maraton 200 kilometer
Lomba lari akan menempuh rute di sepanjang kawasan Kebun Raya Bogor, termasuk jalur pedestrian.
Menyambut usia 200 tahun Kebun Raya Bogor (KRB), FOne Sport bekerja sama dengan LIPI dan Pemerintah Kota Bogor bakal menggelar lomba lari maraton tahun ini. Rencananya, lomba akan diikuti 1.000 pelari dari dalam dan luar negeri dengan rute terpanjang 200 kilometer.
Lomba lari akan menempuh rute di sepanjang kawasan Kebun Raya Bogor, termasuk jalur pedestrian (pejalan kaki).
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, ajang ini sekaligus mempromosikan Kota Bogor ke kancah nasional hingga internasional sebagai kota pelari (city of runner). Sebab menurut Bima, masih jarang kegiatan ultra maraton seperti ini.
"Ultra maraton 200 km ini menjadi perayaan yang mensinergikan antara momentum dua abad KRB dengan kampanye Kota Bogor sebagai kota bagi pelari," ujar Bima, Rabu (3/5).
Bima menambahkan, dirinya bakal ikut ambil bagian dalam lomba tersebut di kategori 21 KM. Dirinya berharap, melalui acara ini banyak masyarakat terlibat dan terpenting memasyarakatkan lari guna menyehatkan warga Bogor.
Sementara itu, Race Director KRB200 Rudi Rochmansyah menjelaskan, rute terjauh dalam lomba yakni 200 KM yang harus diselesaikan dalam waktu 36 jam. Selain itu, masih ada lima kategori lain yakni 5 KM (1 jam), 10 KM (2 jam), 21 KM (3,5 jam), 50 KM (8 jam), dan 100 KM (16 jam). Perlombaan akan berlangsung selama dua hari, Sabtu (20/5) dan Minggu (21/5).
"Kategori 200 K juga sangat prestisius, lari paling unik sebab belum ada rute sebelumnya. Para peserta dituntut untuk menyelesaikan jarak 200 km dengan lari di dalam KRB sebanyak 24 putaran (1 putaran 5 km) dan sekeliling KRB/pedestrian 20 putaran (1 putaran 4 km)," jelas Rudi.
Selain pelari dari dalam negeri, beberapa pelari mancanegara pun turut berpartisipasi, di antaranya pelari dari Australia, Belanda, Denmark, Jepang, Jerman, Malaysia, Prancis, Singapura dan Taiwan.
"Khusus untuk tenaga medis, karena pelari yang ditangani sangat banyak, sehingga perlu diimbangi oleh tenaga medis yang memadai," pungkasnya.