'Saya Prabowo menjalankan Sumpah Prajurit dan Membela UUD 1945'
'Saya Prabowo menjalankan Sumpah Prajurit dan Membela UUD 1945'. Dengan tegas dia mengatakan akan membela UUD 1945 dan menolak sistem neoliberal. Menurutnya, sistem itu dianggap salah dan tidak mensejahterakan rakyat.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpesan pada adik angkatan yang kini masih menjabat di kemiliteran. Dia mengingatkan bahwa sebagai prajurit haruslah setia pada rakyat.
"Kau adalah pembela rakyat Indonesia, harus setia pada rakyat," katanya dengan lantang di hadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Gerindra di Depok, Minggu (1/4).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kenapa Prabowo Subianto terlambat dalam acara peresmian? Prabowo meminta maaf karena terlambat menghadiri peresmian sebab harus berganti helikopter sampai tiga kali.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
Ditegaskan dia, pangkat yang diemban para prajurit itu adalah amanah rakyat. Dia mengaku mendapat pelajaran dari seniornya bahwa TNI adalah tentara rakyat.
"Pangkat yang ada, sama dengan saya dulu. Bintang yang ada di dadamu, itu semua dari rakyat," tegasnya.
Dengan tegas dia mengatakan akan membela UUD 1945 dan menolak sistem neoliberal. Menurutnya, sistem itu dianggap salah dan tidak mensejahterakan rakyat. "Saya Prabowo menjalankan Sumpah Prajurit dan Sapta Marga. Membela UUD 1945," ucapnya lantang.
Alasan dia menentang sistem neolib adalah karena dianggap hanya mensejahterakan segelintir golongan saja. Dan teori trickle down effect tidaklah dirasakan rakyat kecil.
"Yang kaya makin kaya. Kekayaan tidak menetes ke bawah," ucapnya.
Selain iut, Prabowo mengatakan bahwa sistem ekonomi liberal itu salah. Karena sistem ekonomi ini justru menyengsarakan rakyat dimana teori trickle down effect itu dianggap salah.
Prabowo mengatakan sudah sejak tahun 2004 dia menyuarakan bahwa neoliberal itu keliru dan terbukti gagal. Namun sayangnya hal itu tidak didengar kaum elie bangsa.
"Saya sudah bicara sejak 2004. Neolib itu keliru dan terbukti gagal dan tidak mungkin member kesejahteraan. Tetapi (itu) nggak didengar. Neolib terus dijalankan," katanya.
Dulu dia mengaku sempat memahami sistem ekonomi neoliberal. Disebutkan pada masa orde baru diujungnya percaya neoliberal.
"Bahwa ekonomi nggak apa-apa yang kaya hanya segelintir, enggak apa-apa cuma satu persen karena nanti mereka yang kaya satu persen itu akan meneteskan ke bawah. Itu teorinya," ungkapnya.
Prabowo menjelaskan bahwa ucapannya soal salahnya sistem neoliberal yang sudah dibicarakan sejak tahun 2004 ternyata diucapkan juga oleh tokoh dunia barat. Bahkan tahun 2015 Hillary Clinton mengatakan bahwa rakyat Amerika tidak bisa lagi menjalankan teori tersebut. Teori tetesan ke bawah pun dikubur dalam-dalam.
"Apa yang sudah saya sampaikan sudah diakui dunia, elite Jakarta saja enggak mau ngakui. Padahal jaraknya dari Depok Cuma 30 KM tetapi kayak dunia lain," tuturnya.
Sejumlah tokoh barat berpendapat bahwa system ini tidak berpihak pada rakyat. John Maynard Keynes salah satunya, kata Prabowo, yang berpendapat tetesan kepada rakyat kecil itu baru akan menetes ketika kita sudah mati. Artinya, kata dia, tidak pernah ada tetesan ke bawah (rakyat).
"Orang kalau sudah kaya ya ingin kaya lagi. Kapitalis itu harus punya modal. Dengan modal besar dapat yang lebih besar," tukasnya.
Ketika berbicara bahwa neoliberal itu salah, dirinya mengaku mendapat ejekan. Bahkan dianggap tidak paham ekonomi karena latar belakang militernya.
"Yang saya bicarakan angka. Tahun 2008 saya membentuk Gerindra dalam ADART kita katakan bahwa neoliberal itu keliru. Dan kita berjuang untuk kembali pada UUD 1945. Makanya saya selalu bicara pasal 33 UUD 1945," tutupnya.
Baca juga:
Jawab kritik Prabowo, politisi PDIP bilang 'sejak merdeka kita berutang'
Prabowo 'cek ombak' dukungan sebelum deklarasi Capres
Prabowo akui kerap bertemu Gatot Nurmantyo, bahas Pilpres?
Prabowo: Dulu saya tunjuk Ahok, saya minta maaf
Cerita Prabowo taklukan Anies yang dulu 'musuh' dengan nasi goreng