Sebelum ditembak, Bripka Khairul Anam diperingatkan tak main narkoba
Sebelum ditembak, Bripka Khairul Anam diperingatkan tak main narkoba. Di kalangan personel Polresta Samarinda, Anam dikenal baik. Namun di sela kebaikan dia, belakangan dia menjadi terduga pengedar sabu. Tidak hanya teman-temannya, tindak tanduk Anam berbisnis narkoba, juga sudah terendus pimpinannya terdahulu.
Bripka Khairul Anam, personel Satuan Reskoba Polresta Samarinda, ditembak anggota Paminal Propam Polda Kalimantan Timur, menyusul dugaan dia menjadi bandar narkoba. Jauh sebelumnya, Anam sudah diperingatkan, menghentikan tindak tanduknya berbisnis narkoba.
Di kalangan personel Polresta Samarinda, Anam dikenal baik. Namun di sela kebaikan dia, belakangan dia menjadi terduga pengedar sabu. Tidak hanya teman-temannya, tindak tanduk Anam berbisnis narkoba, juga sudah terendus pimpinannya terdahulu.
"Kapolresta sebelumnya, Pak Setyobudi (Kombes Pol Setyobudi Dwiputro) sudah mengingatkan, sudah hentikan saja seperti itu. Ternyata, yang bersangkutan masih saja (bisnis narkoba)," kata sumber merdeka.com di Polresta Samarinda, berpangkat Aipda, saat berbincang Kamis (13/4) siang.
Kombes Setyobudi Dwiputro sendiri menjabat sebagai Kapolresta Samarinda sejak 2015-2016. Dia kemudian digantikan Kombes Eriadi, hingga saat ini berganti Kombes Reza Arief Dewanto.
"Yang main-main dengan narkoba lainnya, mungkin tunggu giliran saja. Mencolok, masak di rumah punya mobil-mobil mewah," sebut sumber itu.
-
Bagaimana polisi menangani kasus narkoba di Makassar? Doli mengaku, menjelang tahun baru 2024 pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap lokasi atau titik rawan peredaran narkotika di Makassar."Tentunya kita sudah mulai melaksanakan operasi dan gencar-gencar kita gelar razia di tempat-tempat yang sudah kita mapping di Makassar raya, dan di tempat hiburan juga kita gelar jelang tahun baru," terang Doli.
-
Kenapa polisi dipecat karena narkoba? Jadi personel yang kita PTDH itu mayoritas kasus disersi. Ada juga kasus narkoba dua personel yang sudah kita sidangkan, " tuturnya.
-
Siapa saja anggota polisi di Makassar yang dipecat karena narkoba? Dari tujuh orang tersebut, dua orang polisi dipecat positif mengonsumsi narkoba.
-
Bagaimana cara polisi membuktikan Chandrika Chika terlibat kasus narkoba? Saat penangkapan bersama teman-temannya, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa pods vape yang berisi cairan ganja. 5 Setelah menjalani pemeriksaan dan tes, hasil tes urine menunjukkan bahwa keenam individu, termasuk Chandrika Chika, dinyatakan positif terhadap narkoba, dengan dua di antaranya positif terhadap metafetamin.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang diharapkan oleh Ahmad Sahroni kepada polisi terkait penyalahgunaan narkoba? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni berharap polisi terus melakukan pembaruan terhadap modus-modus yang digunakan pelaku kejahatan, dalam hal ini penyalahgunaan narkoba. “Nah ini nih, makin ke sini para pengedar narkoba itu makin banyak akalnya. Momen mudik Lebaran pun dipakai untuk aji mumpung. Karenanya, polisi harus cerdik dalam mengungkap setiap modusnya. Harus berpikir out of the box dalam menebak cara-cara mereka".
Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Reza Arief Dewanto memastikan, sanksi pecat sebagai anggota Polri menanti Khairul Anam. Tindak tanduk Anam dalam bisnis narkoba, masih dalam penyelidikan.
"Ya Insya Allah sanksinya itu (pecat). Soal dugaan dia beking, ini masih kita kembangkan ya. Yang jelas, dia pengedar narkoba," kata Reza.
Reza tidak menampik, keterlibatan personelnya berbisnis narkoba, menghambat keseriusan Polresta Samarinda, dan Polda Kalimantan Timur secara umum memberantas narkoba.
"Ini sebagai bentuk keseriusan terhadap pemberantasan narkoba. Kita bersihkan, termasuk dengan keterlibatan anggota," tegas Reza.
Reza juga memastikan, tertangkapnya Khairul Anam, membuat dia akan melakukan tes urine mendadak sewaktu-waktu. Tujuannya, agar personelnya benar-benar bersih dari narkoba.
"Tidak semua, kita lakukan tes urine kepada yang tertentu, secara acak," demikian Reza.
Masih di Polresta Samarinda, Kasat Reskoba Polresta Samarinda Kompol Belny Warlansyah, tidak bisa menutupi kekecewaannya terkait penangkapan anggotanya. Dia tidak berkomentar apapun, saat ditanya wartawan.
Diketahui, Bripka Khairul Anam dicegat tim gabungan Paminal Propam Polda Kaltim dan Paminal Polresta Samarinda) di kawasan simpang empat Voorvo, Jalan Letjend Suprapto, Rabu (12/4) sekira pukul 23.30 WITA.
Anam yang membawa pistol, mencoba melawan, namun berhasil dilumpuhkan di pahanya. Mulai dari kawasan simpang empat itu hingga pengembangan kasus ke rumahnya yang dipimpin langsung Kombes Reza Arief Dewanto, total sabu disita 46 gram, uang tunai Rp 46 gram dan 15 buku tabungan berbagai bank. Anam kini dirawat di RSUD AW Syachranie Samarinda, pascaoperasi pencabutan proyektil peluru.
Baca juga:
Edarkan sabu, anggota Polresta Samarinda dibedil Propam Polda Kaltim
Transaksi sabu, Aipda Mardiansyah tersenyum 'cuma' divonis 10 tahun
Divonis 2 tahun bui karena narkoba, Wakapolsek Balongbendo menangis
Polisi pemadat di Aceh loncat dari jendela kamar saat digerebek
Anggota polisi di Bali digerebek saat asyik pesta sabu di kontrakan
Jadi pengedar narkoba, anggota Polsek Tinggi Moncong dibekuk
Terlibat narkoba, Wakapolsek Balongbendo menangis di persidangan