Sejumlah pengungsi Gunung Merapi mengeluh sakit
Salah seorang pengungsi, Adi Wiyono (58) mengeluhkan sakit di sejumlah bagian tubuhnya. Di antaranya di bagian paha dan kaki.
Pengungsi yang berada di Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman mulai mengeluh sakit. Keluhan ini disampaikan oleh beberapa pengungsi yang mayoritas sudah lansia.
Salah seorang pengungsi, Adi Wiyono (58) mengeluhkan sakit di sejumlah bagian tubuhnya. Di antaranya di bagian paha dan kaki.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
"Pegal-pegal. Kalau dipakai duduk sakit. Tadi sudah diperiksa," ujar warga Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo ini, Sabtu (26/5).
Adi menceritakan dirinya sudah mengungsi sejak letusan Gunung Merapi pada (11/5) lalu. Kemudian sempat pulang dan kembali ke pengungsian saat Gunung Merapi meletus di tanggal (21/5).
Selama berada di pengungsian, Adi menilai fasilitas yang disediakan sudah mumpuni. Termasuk di antaranya logistik makanan hingga kebutuhan tidur sudah dianggapnya cukup.
"Rumah saya jaraknya 3,5 kilometer dari puncak Merapi. Belum tahu kapan akan pulang ke rumah. Nunggu Merapi tenang dulu," ungkap Adi.
Para pengungsi ini sempat mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari tim Dokes Polres Sleman. Sebanyak 54 pengungsi baik manula maupun anak-anak mendapatkan pelayanan kesehatan dari tim tersebut.
Paur Dokes Polres Sleman Penda TK1 Rini Wuryani mengatakan ditemukan beberapa penyakit yang dikeluhkan para pengungsi. Di antaranya ada gangguan pernapasan sebanyak 5 orang. Hipertensi 7 orang, pusing 5 orang, mialgia ada 22 orang, kemudian gatal sebanyak 4 orang dan asam urat 1 orang.
"Mayoritas penyakit lama. Kalau yang baru (mulai mengungsi) itu capek, batuk, pilek, pusing, gatal, dan hipertensi," papar Rini.
Rini menambahkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh timnya tak hanya akan dilakukan di pos pengungsian saja. Sebelumnya pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan di Pos Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman di Pakem dan di Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang.
(mdk/rzk)