Semalam, Gunung Merapi Keluarkan 2 Kali Awan Panas Guguran
Hanik mengungkapkan, awan panas guguran kembali terjadi pada Selasa (15/10) pukul 00.04 WIB. Awan panas guguran tersebut memiliki amplitudo maksimal 53 mm dan durasi kurang lebih 102 detik.
Paska mengeluarkan awan panas letusan pada Senin (14/10) pada pukul 16.31 WIB, Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas guguran sebanyak dua kali.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya menyebut awan panas guguran pertama dikeluarkan pada pukul 20.19 WIB.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Bagaimana cara menjelajahi area sekitar Gunung Merapi? Lava Tour Merapi merupakan salah satu wisata Merapi yang menawarkan petualangan menyusuri area sekitar Gunung Merapi. Ada banyak agen wisata yang membuka Lava Tour Merapi. Biasanya paket Lava Tour Merapi berupa berkeliling area bekas letusan Merapi lengkap dengan Jeep dan pemandu.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
"Awan panas guguran terjadi pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 20.19 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 30 mm dan durasi kurang lebih 76 detik," ujar Hanik.
Dia menerangkan awan panas guguran tersebut tak bisa diamati jarak luncurnya. Hal ini terjadi karena cuaca berkabut di Gunung Merapi.
Hanik mengungkapkan, awan panas guguran kembali terjadi pada Selasa (15/10) pukul 00.04 WIB. Awan panas guguran tersebut memiliki amplitudo maksimal 53 mm dan durasi kurang lebih 102 detik.
"Terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul 00.04 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo maximal 53 mm dan durasi lebih kurang 102 detik. Awan panas tidak terpantau secara visual karena cuaca berkabut," ungkapnya.
Dia menjabarkan BPPTKG merekomendasikan area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat, sambung Hanik, dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Hanik menambahkan hingga saat ini status Gunung Merapi masih berada di status waspada atau level II. Status waspada ini telah ditetapkan sejak 21 Mei 2018.
Baca juga:
Kena Awan Panas, Satu Kamera Pemantau Gunung Merapi Rusak
Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Karena Ada Akumulasi Gas
Merapi Erupsi, Dusun Stabelan Boyolali Diguyur Hujan Abu
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas dengan Tinggi Kolom 3000 Meter
Berstatus Waspada, Gunung Merapi Alami Tujuh Kali Gempa Guguran
Mengalami 4 Gempa Guguran, Gunung Merapi Masuk Level Waspada