Sempat Hancur Diterjang Banjir, Jembatan Talagahiang Hubungkan Lagi 2 Desa di Lebak
Berkali-kali jembatan kayu dan bambu itu ikut roboh akibat tergerus aliran sungai.
Desa Talagahiang dan Desa Sipayung, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten sempat terputus saat jembatan penghubung antar desa tersebut hancur diterjang banjir bandang pada Januari 2020 lalu. Padahal Jembatan Talagahiang ini mampu merangsang tumbuhnya aktivitas ekonomi warga sekitar.
Tercatat bahwa kehadiran jembatan tersebut melahirkan bisnis agrowisata berupa tempat makan dan pemancingan yang berdiri di sekitar jembatan serta pinggir sungai, ada juga kehadiran keramba bagi warga beternak ikan.
-
Apa yang terjadi di jalan rusak di Lebak? Belasan emak-emak di Lebak, Banten, tampak membawa cangkul, topi caping, dan bakul berisi benih padi. Bukan di sawah, mereka menanam benih padi di tengah jalan yang digenangi air.
-
Apa saja kerusakan yang terjadi pada jembatan gantung di Lebak? Kondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
-
Dimana lokasi wisata Air Panas Citando di Lebak? Kondisi tak terawat tampak di destinasi air panas Citando, Desa Senanghati, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak.
-
Kenapa emak-emak di Lebak menanam padi di jalan? Warga kemudian bergerak melakukan protes, agar keluhannya didengar dan perbaikan jalan secara layak bisa segera dilakukan.
-
Siapa yang dimakamkan di Makam Ledek? Mengutip YouTube Jejak Tempoe Doeloe, di pemakaman itu disemayamkan para penari yang pada masa kolonial Belanda dibunuh secara massal. Pada waktu itu, para penari itu dicurigai pihak Belanda sebagai mata-mata. Para penari itu dalam bahasa Jawa disebut “ledek”. Inilah alasan kenapa makam tersebut dinamakan “makam ledek”.
-
Di mana Makam Ledek berada? Di Kota Salatiga, Jawa Tengah, terdapat sebuah makam kuno yang letaknya cukup tersembunyi.
Pascabencana, warga kecamatan Cipanas, Lebak-Banten membangun jembatan darurat menggunakan material bambu dan kayu. Bangunan penghubung tersebut hanya dapat dilewati para pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Berkali-kali jembatan kayu dan bambu itu ikut roboh akibat tergerus aliran sungai.
Awal tahun 2021, warga Desa Talagahiang dan Desa Sipayung akhirnya bisa menikmati Jembatan Talagahiang lagi. Jembatan Talagahiang tidak hanya membantu kerja Pemerintah Daerah Lebak-Banten, tapi juga berefek bagi warga setempat terutama dalam meningkatkan ekonomi usahawan kecil-menengah serta pengguna roda empat.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lebak Maman Suparman mengapresiasi upaya yang dilakukan IZI dan MTXL untuk membangun Jembatan Talagahiang. Dia yakin jembatan tersebut turut mendorong perekonomian warga setempat.
"Semoga kerja sama pembangunan infrastruktur penghubung ini terus berkelanjutan, sehingga menghidupkan kembali urat nadi perekonomian warga sekitar yang dahulu sempat berjalan," kata Maman, Sabtu (16/1).
Pejabat Kepala Desa, Yuda Pradida mengucapkan banyak terima kasih telah dibangunnya jembatan ini. "Dengan dibangun jembatan ini akses perekonomian dan akses pendidikan bagi warga desa ini bisa berjalan lancar karena ini merupakan akses yang sangat vital bagi masyarakat," jelas dia.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Lebak, mengakibatkan sungai Ciberang dan Cimangeunteng meluap dan merendam puluhan rumah di Kecamatan Cipanas, dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter, Rabu (13/5).
Camat Cipanas, Najamudin mengungkapkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun jembatan darurat yang biasa digunakan warga rusak akibat terjangan air. "Jembatan darurat desa Talagahiang hanyut," singkat Najamudin.
Banjir juga menyebabkan jembatan Cinyiru di Kecamatan Lebak Gedong ambruk dan jembatan darurat di Kampung Muhara terputus.
Camat Lebak Gedong Wahyudin Hasas mengatakan, jembatan Cinyiru amblas dan tidak bisa dilalui kendaraan. "Iya Pak Ini kondisi jembatan Cinyiru sekarang tidak bisa dilalui kendaraan roda dua, karena tambah turun (amblas)," katanya.
(mdk/ded)