Sempat Terjadi Awan Panas Guguran, BPPTKG Sebut Kubah Lava Merapi Stabil
Hanik menjelaskan selama sepekan ini, volume kubah lava Gunung Merapi relatif tetap dengan data pada minggu sebelumnya. Dia menyebut jika status Gunung Merapi saat ini masih di level II atau Waspada.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekam aktivitas Gunung Merapi selama beberapa waktu belakangan. BPPTKG merilis aktivitas Gunung Merapi selama sepekan sejak tanggal 1 hingga 7 Februari 2019.
Dari rilis tersebut diketahui bahwa dalam sepekan terakhir, Gunung Merapi sempat meluncurkan awan panas guguran. Awan panas guguran ini terjadi pada Kamis (7/2) kemarin.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
"Awan panas guguran terjadi pada pukul 18.28 WIB. Jarak luncur 2.000 m, Amplitudo 70 mm dan durasi 215 detik. Luncuran awan panas guguran ini mengarah ke Kali Gendol," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/2).
Hanik menjelaskan selama sepekan ini, volume kubah lava Gunung Merapi relatif tetap dengan data pada minggu sebelumnya. Dia menyebut jika status Gunung Merapi saat ini masih di level II atau Waspada.
"Kubah lava (Gunung Merapi) saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah. Kedua, aktivitas vulkanik G. Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada," paparnya.
Dia menerangkan dari data BPPTKG diketahui pula terjadi sejumlah gempa di Gunung Merapi. Berdasarkan catatan BPPTKG, lanjut Hanik, gempa minggu ini lebih tinggi intensitasnya dibandingkan minggu yang lalu.
"Dalam minggu ini kegempaan G. Merapi tercatat 1 kali gempa awan panas (PF), 25 kali gempa Hembusan (DG), 2kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 4kali gempa Fase Banyak (MP), 377 kali gempa guguran (RF), 11 kali gempa Low Frekuensi (LF)dan 7 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dari minggu sebelumnya," jelasnya.
Hanik mengungkapkan jika tak ada perubahan morfologi di Gunung Merapi selama sepekan ini. Dari hasil analisis morfologi berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi.
Sedangkan untuk deformasi, lanjut Hanik, tak ada perubahan yang signifikan. Pemantauan deformasi di Gunung Merapi ini menggunakan EDM dan GPS.
"Jarak tunjam EDM di sektor barat dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.044,830 m hingga 4.044,836 m; dan dari BAB ke reflektorRB2 pada kisaran 3.859,102 m hingga 3.859,107. Jarak tunjam EDM di sektor selatan dari KAL ke reflektor RK2 pada kisaran 6.506,940 m hingga 6.506,950 m dan dari KAL ke reflektor RK3 pada kisaran 6.457,874m hingga 6.457,879 m. Baseline GPS Selo – Pasar Bubar berkisar pada 4.259,195 m hingga 4.259,207 m," tutup Hanik.
Baca juga:
Aktivitas Merapi Meningkat, BPBD Klaten Siapkan Jalur Evakuasi
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Sekitar Diminta Waspada
Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas
Gunung Merapi 15 Kali Muntahkan Guguran Lava Pijar
Melihat Merapi dari Gunung Merbabu
5 Fakta Penyebab Gunung Merapi Yogyakarta Sering Meletus