Semua Pengungsi Wamena Sudah Tinggalkan Lanud Timika
"Sekarang tidak ada lagi pengungsi di Posko Mako Lanud Timika. Sebagian sudah pulang, ada juga yang masih berada di Timika diurus oleh keluarga mereka maupun paguyuban masing-masing," kata Letkol Sugeng.
Warga dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang mengungsi di posko sementara di Markas Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Yohanis Kapiyau di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, semuanya sudah meninggalkan tempat pengungsian.
Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara (AU) Yohanis Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan bahwa pada Kamis pagi 20-an pengungsi korban kerusuhan Wamena telah diberangkatkan ke Makassar dan Jawa menggunakan pesawat Hercules TNI AU dari Timika.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Di mana ibu Persit ini tinggal di Wamena? “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
Sebelumnya, Rabu (2/10), ia melanjutkan, ada 28 pengungsi Wamena yang diberangkatkan ke Makassar dan Jawa menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
"Sekarang tidak ada lagi pengungsi di Posko Mako Lanud Timika. Sebagian sudah pulang, ada juga yang masih berada di Timika diurus oleh keluarga mereka maupun paguyuban masing-masing," kata Letkol Sugeng.
Pada Kamis siang, pesawat Hercules TNI AU dari Wamena kembali membawa 12 pengungsi Wamena yang terdiri atas lima perempuan dan tujuh anak ke Timika.
Setiba di Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 13.20 WIT, mereka dibawa ke posko sementara di Lanud Timika untuk didata dan kemudian diserahkan ke keluarga dan paguyuban.
Seorang pengungsi mengatakan bahwa sebagian besar pengungsi Wamena memilih dievakuasi ke Jayapura. Pengungsi yang dievakuasi ke Jayapura kebanyakan perempuan dan anak-anak. Para laki-laki dewasa tidak meninggalkan Wamena.
"Yang mengungsi ke Timika hanya sedikit saja, sebagian besar ke Jayapura. Yang mengungsi hanya perempuan dan anak-anak, laki-laki tidak diizinkan naik pesawat keluar dari Wamena," kata seorang ibu muda sambil membimbing putranya ke mobil jemputan Lanud Timika.
Menurut data Kementerian Sosial, hingga 2 Oktober 2019 sebanyak 11.646 orang telah meninggalkan Wamena setelah kerusuhan yang menewaskan lebih dari 30 orang meletus di Wamena pada 23 September 2019.
Baca juga:
Cerita Mengerikan Perantau Saat Kerusuhan di Wamena, Rumah, Kios & Motor Dibakar
Selesaikan Konflik Papua, Pemerintah Diminta Kedepankan Dialog
Puluhan Warga Jabar Minta Dipulangkan dari Wamena
VIDEO: Cerita Bidan Frisca Bertahan saat Tragedi Wamena
Diangkut Hercules TNI AU, 256 Pengungsi dari Wamena Tiba di Makassar Hari Ini
Asal Bisa Keluar Wamena, 4 Warga Aceh 'Nyelip' di Hercules Hingga Sampai Malang