Serba-serbi di balik Muktamar Muhammadiyah
Banyak harapan disematkan dalam acara itu.
Salah satu organisasi massa Islam di Indonesia, Muhammadiyah, bakal menggelar perhelatan besar pada 3 hingga 8 Agustus mendatang, yakni Muktamar ke-47. Lokasinya dipilih di Makassar, Sulawesi Selatan.
Segala fasilitas disiapkan buat menyambut muktamirin. Tentu dengan ongkos tak sedikit. Agenda utamanya adalah pemilihan ketua umum baru, dan membuat rumusan gerak organisasi di masa mendatang.
Banyak harapan disematkan dalam gelaran itu. Mulai dari arah politik hingga membahas isu-isu sosial. Namun di sela-sela pelaksanaan, ada beberapa kejadian kecil ikut menjadi bagian mewarnai perhelatan itu.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Dimana lokasi Masjid Merah Kedung Menjangan berada? Terletak persis di Kampung Kedung Menjangan, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, masjid ini juga punya arsitektur unik.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Di mana Masjid Mungsolkanas terletak? Berada strategis di Jalan Cihampelas, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Masjid Mungsolkanas jadi salah satu wisata religi dan sejarah yang sayang untuk dilewatkan pada Ramadan kali ini.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
30 tukang pijat tuna netra siaga di Muktamar Muhammadiyah
Sebanyak 30 penyandang tuna netra menjadi tukang pijat profesional disiagakan di Muktamar Muhammadiyah ke-47, digelar di Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka siap melayani muktamirin memeriahkan gelaran.
Muktamar itu rencananya dibuka Presiden Joko Widodo pada 3 Agustus mendatang. Kabar itu disampaikan Husni Yunus, ketua bidang humas, syiar dan dokumentasi di kepanitiaan lokal Muktamar Muhammadiyah, kepada wartawan, Jumat (31/7).
"Tukang pijat penyandang tuna netra ini stay di ruang media centre yang siap dijemput oleh para muktamirin, calon pengguna jasanya," kata Husni Yunus.
Para tukang pijat itu, kata Husni, sudah terlatih dan terampil karena sebelumnya pernah mengikuti pelatihan. Sebagian dari mereka juga ada mahasiswa dan alumnus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
"Tidak ada standar uang jasa karena mereka memang relawan yang siap ambil peran di Muktamar ini. Kendati demikian, mereka tidak menampik jika ada muktamirin yang menyisihkan fee untuknya," ujar Husni.
Husni menambahkan, sekitar 30-an tukang pijat disiagakan ini didukung empat alat pijat berbentuk kursi.
Dana belum cair, tim panitia Muktamar Muhammadiyah keteteran
Panitia lokal Muktamar Muhammadiyah ke 47 bidang humas, syiar dan dokumentasi mengeluhkan dana operasional tim media centre yang belum dicairkan oleh panitia pusat. Mereka mengaku keteteran olehnya untuk mengantisipasi biaya pengadaan, pelayanan di media centre dilakukan dengan cara urunan rogoh kocek masing-masing.
Hal ini diungkap oleh ketua bidang humas syiar dan dokumentasi Husni Yunus, di sela-sela waktu menunggu jadwal keberangkatan ke Kabupaten Maros, Jumat, (31/7). Di Kabupaten Maros ini, sekira 30 kilometer dari Makassar rencananya digelar penanaman padi ramah lingkungan varietas inpari sidenuk binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.
Kata Husni, di ruang media centre itu banyak membutuhkan pengadaan fasilitas untuk pelayanan publikasi. Diantaranya butuh televisi dan biaya kontrak live TV.
Dia menjelaskan, total dana untuk humas, syiar dan dokumentasi secara nasional itu sebesar Rp 1,8 miliar. Sedianya disuplai sebagian ke panitia lokal. Namun hingga saat ini dana itu masih ditahan panitia pusat.
"Kemarin janji akan dicairkan Rp 100 juta tapi nyatanya yang mau masuk hanya Rp 40 juta olehnya kami tolak. Kondisi saat ini sudah gawat darurat. Sudah H-2 muktamar tapi belum dicairkan. Harus segera dicairkan sesegera mungkin," tandasnya.
Jelang muktamar, aset Muhammadiyah Makassar disulap jadi penginapan
Guna menanggulangi kekurangan tempat-tempat penginapan bagi para muktamirin akan menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar, Sulawesi Selatan, panitia menyiapkan gedung-gedung amal usaha Muhammadiyah buat dijadikan tempat menginap. Tak pelak gedung kampus, sekolah-sekolah, dan panti asuhan aset milik Muhammadiyah di Makassar disulap menjadi penginapan dadakan.
Bahkan di H-2 muktamar, masjid-masjid dan rumah-rumah warga kader Muhammadiyah baik di Makassar dan di Kabupaten Gowa, daerah terdekat dari Makassar, telah dipenuhi para muktamirin sudah tiba sejak beberapa hari lalu dari berbagai daerah.
"Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah mulai dari SD hingga SMA diliburkan selama seminggu, mulai besok hingga tanggal 8 Agustus mendatang, agar para muktamirin bisa memanfaatkannya sebagai tempat nginap," kata Ketua bidang humas, syiar, dan dokumentasi di kepanitiaan lokal Muktamar Muhammadiyah, Husni Yunus, di Makassar, Jumat, (31/7).
Dikatakan Husni, arus kedatangan muktamirin ke Makassar hingga saat ini masih terus mengalir. Husni memperkirakan jumlah muktamirin sudah tiba di Makassar sekitar 20 ribuan orang. Mereka terdiri dari peserta, peninjau, dan pengunjung. Puncak kedatangan diperkirakan pada 3 Agustus mendatang.
Adapun muktamirin peninjau dari luar negeri yang sudah tiba sementara masih didominasi dari Malaysia. Rencananya, pada 2 Agustus nanti juga digelar kegiatan Temu Muhammadiyah 45 negara. Antara lain dari Malaysia, Jerman, Belanda, Belgia, Yunani, Inggris, Afrika Selatan dan Sudan.