Sering suguhkan rebusan saat rapat, Yoyok disebut bupati ndeso
Tiap bupati dan wali kota, memiliki cara sendiri untuk melakukan penghematan anggaran.
Banyak cara yang dilakukan kepala daerah untuk menghemat anggaran pengeluaran daerah. Tiap bupati dan wali kota, memiliki cara sendiri untuk melakukan penghematan anggaran. Seperti yang dilakukan Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo.
Yoyok mengaku mendapatkan sebutan bupati ndeso lantaran seringkali menyuguhkan makanan sederhana ketika melakukan rapat. Sebutan itu dilayangkan oleh anak buahnya di satuan SKPD ataupun sejumlah anggota DPRD Kabupaten Batang.
"Karena tidak pernah kasih kue seperti kotakan, sampai saya ini dibilang bupati ndeso. Saya kasihnya hanya rebusan tak pakai kotak," kata Yoyok usai diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (6/3).
Selain itu, Yoyok mewanti-wanti jajarannya agar tidak menggunakan hotel-hotel mewah ketika menggelar rapat. Bahkan dia melarang PNS-PNS-nya untuk tidak menginap di hotel ketika bertugas atau rapat berlangsung.
"Sebelum ada edaran dari Kemen PAN-RB, kami sudah melakukan," ucapnya.
Lebih lanjut, Yoyok menambahkan, dirinya sudah berjanji di depan masyarakat Batang ketika diambil sumpahnya menjadi bupati. Yaitu secara transparan dan melaporkan penggunaan anggaran APBD.
Yoyok mengaku tak mau kompromi dengan anggota DPRD yang berusaha mengajak kerjasama atau kongkalikong untuk suatu proyek. Walaupun ada intervensi, dirinya tak mau ambil pusing. Yang penting pembangunan infrastruktur untuk masyarakat Batang menjadi prioritas.
"Saya bilang ke teman-teman di DPRD, wahai saudaraku, kavling sana punya kamu, kavling sini punya saya. Kita kerja masing-masing," tandasnya.