Siapkan pasukan bela negara, 110 mahasiswa dilatih Raider 900
Ratusan mahasiswa yang mengikuti pelatihan bela negara tersebut nantinya akan dididik untuk membentuk karakter mahasiswa

Sebanyak 110 mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja mengikuti pelatihan Bela Negara di Batalyon 900 Raider Singaraja, Jumat (31/10). Pelatihan ini bertujuan menumbuhkembangkan semangat generasi muda untuk bersedia membela negara dan membuktikan cintanya terhadap tanah air Indonesia.
Pelatihan ala militer yang dibuka tadi pagi ini digelar selama empat hari. Uniknya, mereka yang seharusnya mengenyam bangku kuliah ini selain diajarkan bagaimana membela diri, juga diterapkan secara khusus cara bertempur dalam menghadapi musuh di medan perang.
Komandan Batalion Inf 900/Raider Mayor Inf Ardiansyah mengatakan, ratusan mahasiswa yang mengikuti pelatihan bela negara tersebut nantinya akan dididik untuk membentuk karakter mahasiswa yang mempunyai jiwa untuk mau rela berkorban demi negara tercintanya.
"Kami ingin menciptakan para mahasiswa ini sebagai orang yang tangguh, disiplin tinggi, dan mempunyai rasa tanggung jawab, dan siap melaksanakan tugas maupun kerja dimanapun itu," kata Mayor Inf Ardiansyah, usai penyematan pin anggota kepada perwakilan mahasiswa.
Sementara itu, Pembantu Rektor 3 Undiksha Singaraja I Gusti Ngurah Pujawan, berharap dengan pelatihan ini, para mahasiswa yang mengikuti pelatihan bela negara tersebut dapat mengetahui dan memaknai dari arti bela negara yang sesungguhnya dalam lingkup kecil. "Kami menyambut baik acara ini. Kami sangat ingin, anak didik kami itu sadar tentang berbangsa dan bernegara, sebagai warga negara yang baik," jelasnya.
Baca juga:
Aksi prajurit Tontaipur Kostrad menyerbu pantai
Mengintip latihan para pramugari cantik TNI AU
Ini sosok Theresia Mariana, pramugari cantik pesawat presiden RI
Pramugari cantik pesawat presiden RI ini hebohkan media sosial
Kisah pasukan khusus TNI hancurkan sarang provokator Ambon
Pantau laut RI, Menteri Susi ajak KSAL tindak kapal nakal
Menteri Susi ajak KSAL melepaskan ego sektoral