Siklon Tropis Seroja, Walhi Sebut Pulau-Pulau Kecil di Indonesia Makin Rentan
Banjir bandang dan tanah longsor menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Departemen Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Zenzi Suhadi mengatakan bencana di NTT terjadi karena sejumlah faktor.
Banjir bandang dan tanah longsor menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Departemen Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Zenzi Suhadi mengatakan bencana di NTT terjadi karena sejumlah faktor.
Pertama, akibat siklon tropis yang teridentifikasi pada Sabtu (3/4). Kedua, faktor perubahan landscape. "Selain siklon tropis, bencana ekologis ini dipengaruhi oleh perubahan landscape dan infrastruktur, termasuk jebolnya bendungan," katanya kepada merdeka.com, Selasa (6/4).
-
Bagaimana Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Di mana lokasi Taman Nasional Siberut? Taman Nasional Siberut terletak di Pulau Siberut, sebuah pulau gugusan terbesar Kepulauan Mentawai yang berada di lepas pantai barat Sumatera.
-
Di mana Beji Sirah Keteng berada? Saat ini, Beji Sirah Keteng dikelola oleh empat RT di Desa Bedingin, Kecamatan Sampit, Kabupaten Ponorogo.
-
Apa yang diwaspadai oleh BMKG di Jogja terkait siklon tropis 99W? “Waspada potensi angin kencang. Diharapkan untuk memangkas pohon yang berpotensi tumbang atau rapuh,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, mengutip ANTARA pada Senin (16/10).
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
Zenzi menyebut tutupan hutan yang tersisa di NTT juga tidak mampu menampung hujan. Sementara curah hujan yang terjadi beberapa hari terakhir sangat tinggi dampak bibit siklon tropis.
"Hujan tidak akan menyesuaikan curahnya dengan tutupan hutan yang tersisa," ujarnya.
Dia menambahkan, bencana alam yang terjadi di NTT menunjukkan bahwa perubahan iklim semakin nyata. Fenonema ini mengancam pulau-pulai kecil yang ada di Indonesia.
"Bencana ekologi di NTT dan NTB ini menunjukkan bahwa perubahan iklim makin nyata dan pulau-pulau kecil makin rentan," tandasnya.
Sebagai informasi, 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di NTT dampak siklon tropis Seroja. Sementara itu, 8.424 orang akhirnya mengungsi.
Pengungsian terbesar teridentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa atau 1.803 KK. Kemudian di Lembata 958 jiwa, Rote Ndao 672 jiwa atau 153 KK, Sumba Barat 284 jiwa atau 63 KK dan Flores Timur 256 jiwa.
Selain itu, 72 orang hilang akibat bencana di NTT. Dengan rincian, 28 orang hilang di Kabupaten Alor, Flores Timur 23 dan Lembata 21.
Tak hanya korban jiwa, 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat (RB), 118 rumah rusak sedang (RS) dan 34 rumah rusak ringan (RR) karena bencana tersebut. Tercatat ada 14 fasilitas umum (fasum) RB, 1 RR dan 84 unit lain ikut terdampak.
Baca juga:
Kepala BNPB: 81 Orang Meninggal Akibat Banjir NTT, 103 Warga Masih Dicari
48 Warga Lembata Dilaporkan Masih Hilang Akibat Banjir Lahar Hujan
Pemerintah akan Beri Dana Siap Pakai untuk Pengungsi Korban Banjir NTT
Panglima TNI Kerahkan Prajurit-Alutsista Bantu Korban Bencana di NTT dan NTB
BMKG Buat Grup Whatsapp Pengungsi Banjir NTT untuk Beri Peringatan Dini Bencana
Korban Bencana NTT Dapat Bantuan Rp10-50 Juta untuk Perbaiki Rumah