Siswa Korban Banjir Bandang di Malaka NTT Ujian di Tenda Pengungsian
"Kami tentu sangat kesulitan untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh para guru. Sementara kami tidak ada persiapan untuk ujian, karena masih bantu orangtua bersihkan rumah," ungkap salah satu siswi," Arca Ngela, salah satu siswa SMA St. Ignatius Fahiluka.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Fahiluka, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) di tenda pengungsian Desa Bereliku, Kecamatan Malaka Tengah, pascadaerah itu diterjang banjir bandang.
Kepala Sekolah SMA St. Ignatius Fahiluka, Maksi Nahak mengatakan, ujian akhir sekolah harusnya telah dimulai dari 6 April lalu, namun banjir bandang menerjang.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Bakat apa yang diwadahi Festival Band Pelajar di Banyuwangi? Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Banyuwangi selalu membuka ruang bagi kalangan milenial. Berbagai program untuk anak-anak muda pun digulirkan. 'Salah satunya Festival Band Belajar. Lewat ajang ini kita wadahi bakat dan minat para pelajar yang memiliki passion di bidang musik.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan Festival Band Pelajar di Banyuwangi diselenggarakan? Dilaksanakan selama dua hari, di Taman Blambangan, 24-25 Agustus, ajang ini diikuti sebanyak 29 grup band pelajar dari tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Dimana perpisahan mahasiswa KKN UGM di Banda Neira berlangsung? Terlihat banyak warga di sana yang mengantar para mahasiswa KKN sampai ke dermaga.
"Jumlah siswa yang mengikuti ujian akhir sekolah sebanyak 60 orang. Hari ini ada empat mata pelajaran, yakni IPS, Matematika, Sosiologi dan IPA," Jelasnya, Sabtu (24/4).
Untuk mengikuti ujian, siswa tempuh jarak sejauh satu kilometer dari rumah masing-masing. Mereka terpaksa mengikuti ujian di tenda darurat, karena sekolah dipenuhi lumpur dengan tebal mencapai 15 centimeter.
"Sekolah kami belum bisa dipakai karena masih dipenuhi endapan lumpur, banjir dengan ketebalan lumpurnya capai 15 centimeter. Pembersihan sudah kita lakukan bersama-sama dengan siswa-siswa dan dibantu orangtua siswa, setelah bersih dan kering kami akan mengajar seperti biasanya," ujar Maksi Nahak.
Para siswa mengeluh karena di tenda yang dipakai untuk ujian, tidak ada meja sehingga pangkuan dijadikan alas kertas ujian.
"Kami tentu sangat kesulitan untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh para guru. Sementara kami tidak ada persiapan untuk ujian, karena masih bantu orangtua bersihkan rumah," ungkap salah satu siswi," Arca Ngela, salah satu siswa SMA St. Ignatius Fahiluka.
Arca bersyukur karena masih dalam suasana pascabencana, namun seluruh guru masih memiliki semangat untuk melayani mereka melaksanakan ujian.
"Jujur terutama pribadi saya kurang persiapan untuk ikut ujian akhir sekolah, karena terkendala dampak banjir bandang Malaka," tutupnya.
Baca juga:
Operasi SAR Pencarian Korban Seroja di NTT Diperpanjang
Pemkab Kupang Catat 152 Rumah Warga Hanyut Terbawa Banjir Bandang
BMKG: Bibit Siklon Tropis 94W Terdeteksi, Waspada Banjir Bandang di Sulut & Malut
Rumah Rusak Disapu Banjir, Nenek Adriana Sedih Dengar Kabar akan Dipulangkan
Viral Foto Istri Bupati Sumba Timur Terjang Lumpur Demi Bantu Korban Bencana