Situs sempat diretas hacker, KPU tegaskan takkan pengaruhi hasil akhir Pilkada
Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat diretas oleh hacker saat mulai perhitungan real count hasil Pilkada Serentak berbasis formulir C1 milik KPU. Komisioner KPU menjamin aksi peretasan situs tersebut tidak akan mempengaruhi hasil akhir Pilkada serentak.
Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat diretas oleh hacker saat mulai perhitungan real count hasil Pilkada Serentak berbasis formulir C1 milik KPU. Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi angkat bicara terkait peristiwa itu.
Dia menjamin aksi peretasan situs KPU tersebut tidak akan mempengaruhi hasil akhir Pilkada serentak.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa yang menjadi korban serangan hacker di PDNS 2? Hingga 26 Juni 2024, serangan ini telah berdampak luas pada layanan PDNS 2, mengganggu ratusan instansi pengguna.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
"Sebenarnya mau dihack gimana pun juga enggak akan pengaruhi hasil akhir. Enggak ada pengaruh sama real count," ungkap Pramono, di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/6).
Pramono menegaskan, hasil resmi pilkada serentak yang sah secara hukum akan ditetapkan lewat pleno terbuka. Hasil itu pun berdasarkan data rekapitulasi secara manual.
Karena itu, meski situs KPU diretas, tak akan mengubah, mempengaruhi atau bahkan memanipulasi hasil akhirnya.
"Jadi itu adalah isu yang dikembangkan oleh pihak-pihak yang enggak bertanggung jawab. Jadi ada serangan hacker iya. Tapi itu bukan hasil resmi," ucap Pramono.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
KPU minta masyarakat tunggu rekapitulasi manual Pilgub Jabar
Wapres JK ingatkan para calon kepala daerah tunggu keputusan resmi KPU
Ada isu kotak suara dibuka, warga acak-acak kantor KPU Tapanuli Utara
Hitung cepat sementara KPU, Paslon nomor 2 mengungguli petahana di Pilgub Papua
Tak selenggarakan Pilkada, lima komisioner KPU Paniai dinonaktifkan
Hasil hitung cepat C1 versi KPU: Koster-Ace menang Pilgub Bali