Soal Demokrasi, Sandiaga contohkan kekalahan Prabowo dari Jokowi
Soal Demokrasi, Sandiaga contohkan kekalahan Prabowo dari Jokowi. Sandiaga mengatakan saat Pilpres 2014 banyak yang memprediksi akan ada perpecahan besar ketika Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa kalah dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Uno membanggakan tentang kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Hal ini diutarakan Sandiaga saat menjawab pertanyaan dari Peneliti Ekonomi dan Politik Indonesia dari La Trobe University, Jeremy Mulholland dalam sesi diskusi di Posko Melawai, Jakarta, Selasa (28/3).
Jeremy yang berkewarganegaraan Australia itu bertanya tentang kelebihan dan kekurangan tentang sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia.
Sandiaga mengatakan saat Pilpres 2014 banyak yang memprediksi akan ada perpecahan besar ketika Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa kalah dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Namun, prediksi tersebut, lanjut dia, tak terbukti dan bahkan saat ini baik Prabowo-Hatta dan para pendukungnya berkomitmen mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Dan kelebihan kita (Indonesia) kita punya Pancasila," kata Sandi.
Politikus Partai Gerindra itu lantas menambahkan, meski sistem demokrasi masih terbilang baru di Tanah Air namun masyarakat Indonesia dapat bersikap lapang dada khususnya bagi mereka yang kalah dalam ajang politik.
"Saya bangga dengan demokrasi di Indonesia sangat beda, untuk usia yang sangat muda tapi sangat matang, menyikapi dengan lapang dada, ada semangat untuk mengerti," katanya.
Sandi mengakui masih banyak warga yang menganggap demokrasi justru dimanfaatkan untuk bebas berekspresi secara kebablasan. Namun, kata dia, hal itu masih dalam tahap kecil dan tak sampai 10 persen.
"'Berisik' itu hanya 10 persen di kiri dan di kanan, baik di sosial media maupun di percakapan whatsApp," katanya.