Soal pembenahan Citarum, Ridwan Kamil berencana relokasi pabrik ke Majalengka
Soal pembenahan Citarum, Ridwan Kamil berencana relokasi pabrik ke Majalengka. Ia mengakui hal itu tidak mudah, namun bisa terwujud dengan sinergitas seluruh stakeholder.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akan mengupayakan sungai Citarum kembali bersih. Salah satu caranya menata tata ruang secara berkelanjutan.
Hal itu disampaikan dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (6/9).
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
Menurut pria yang akrab disapa Emil itu, sungai Citarum terkenal sebagai sungai kotor. Bahkan, citra negatifnya itu sampai di dunia internasional dan dibahas oleh media asing.
"Citarum itu terkenal karena negatifnya. kami ingin cara baru. Lima tahun ke depan kembali bersih, dibantu dengan pemerintah pusat," katanya.
Salah satu agenda besarnya adalah memindahkan seluruh pabrik yang berada di sekitar Citarum ke pusat industri di Majalengka. Ia mengakui hal itu tidak mudah, namun bisa terwujud dengan sinergitas seluruh stakeholder.
"Ini tidak mudah, tapi kalau bisa, sungai Citarum akan kembali jadi kehormatan Jabar," tegasnya.
Selain Citarum, ia menebar janji terkait percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi. Ia mencontohkan bahwa pembangunan di kawasan Jabar selatan belum merata.
"Saya datang ke (Jabar) Selatan, kasihan. Untuk itu, kepada warga selatan kita akan membangun percepatan ekonomi," pungkasnya.
Untuk diketahui, soal pembenahan Sungai Citarum sudah beberapa kali dibahas, baik di tingkat pemerintah daerah maupun pusat. Pemerintah pusat membuat program anyar bernama Citarum Harum Bestari yang melibatkan semua daerah secara sistematis dan sinergi.
Program ini adalah penyempurna dari sekian banyak program penanganan sungai yang dibuat skala pemerintah daerah. Seperti, Program Kali Bersih (PROKASIH) merupakan kegiatan awal pemulihan kondisi Citarum.
Lalu, Program Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP) hingga Program Citarum Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari (Bestari) yang diiniasi Pemprov Jawa Barat pada 2014.
Namun, hasilnya masih belum maksimal, meski Pemprov Jabar mengklaim ada perbaikan. Tercatat, kerusakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum hulu mencapai 845.846 hektar. Rinciannya, lahan kritis di dalam kawasan hutan sekitar 164.419 hektar dan di luar kawasan hutan 681,427 hektar.
Sungai Citarum ini menjadi masalah nasional saat laporan yang mengukuhkan sungai Citarum didapuk sebagai salah satu sungai terkotor di dunia. Catatan itu dilaporkan dalam The World Dirtiest River oleh International Herald Tribune pada Desember 2008 dan The Dirtiest River oleh The Sun, 4 Desember 2009 untuk Sungai Citarum.
Itu hasil dari pembuangan sampah dan limbah. Data dari kementrian Maritim mencatat, ada 3.236 industri tekstil di mana 90 persen tidak memiliki IPAL. 280 Ton limbah kimia per hari serta limbah medis (HIV). Kadar mercuri dalam ikan budidaya (lele dan ikan mas) di Citarum jauh melebihi ambang batas aman. Kandungan logam berat (besi dan magaan) pada DAS Citarum juga melebihi ambang batas aman.
Padahal, sungai sepanjang 290 kilometer dimanfaatkan 27,5 juta warga Jabar dan DKI. Selain itu, sungai ini mengairi lahan pertanian 420.000 hektar.
Pada Sungai Citarum juga terdapat tiga waduk yang secara kaskade, dibangun dalam satu sungai, menghasilkan listrik sebesar 2.585 Megawatt, yang terkoneksi Jawa dan Bali.
Peran lainnya yaitu, dari Waduk Jatiluhur air mengalir ke hilir melalui bendungan curug kemudian membagi air ke saluran Tarum Barat dan Tarum Timur.
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menyebut, program baru penanganan Citarum melibatkan semua pihak dan kepala daerah secara terintegrasi.
"Dulu, semua berjalan sendiri-sendiri. Nanti akan bersama-sama," katanya saat ditemui usai Rapat koordinasi dan sosialisasi penataan Sungai citarum di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (16/1).
Baca juga:
Ridwan Kamil: Jabar jangan hanya jadi keset saja saat Pilpres
Resmi menjabat, Gubernur Ridwan Kamil berjanji menjadi pelayan untuk warga Jabar
Sertijab gubernur Jabar, polisi amankan Gedung Sate tiga lapis
Cak Imin pastikan Ridwan Kamil dan Khofifah gabung timses Jokowi-Ma'ruf
Dukung Jokowi, Ridwan Kamil tak masalah kerjasama dengan duo Dedi
4 Nama baru muncul dalam timses Jokowi
KPK pesan jangan ada korupsi berjamaah di Sumut, Gubernur Edy akan belajar dari Emil