Soal Pengakuan Eks Kapolsek Pasir Wangi, Jokowi Bilang 'Harus Jaga Netralitas'
Jokowi mengatakan selalu menekankan bahwa Polri, maupun TNI untuk menjaga netralitas. Dia mengaku setiap rapat pimpinan, menegaskan politik TNI Polri adalah politik negara.
Capres petahana Joko Widodo membantah menggunakan Polri untuk menggalang dukungan dalam Pilpres 2019. Seperti yang dituduhkan oleh eks Kapolsek Pasir Wangi Garut AKP Sulman Ajiz, meski yang bersangkutan sudah menarik ucapannya.
Jokowi mengatakan selalu menekankan bahwa Polri, maupun TNI untuk menjaga netralitas. Dia mengaku setiap rapat pimpinan, menegaskan politik TNI Polri adalah politik negara.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Kenapa Jokowi panggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
"Enggak sekali dua kali saya sampaikan di Rapim TNI Polri. Di rapat-rapat TNI dan Polisi saya sampaikan bahwa politik TNI dan polri adalah politik negara," ujar Jokowi di Sorong, Papua Barat, Senin (1/4) malam.
Maka itu, TNI dan Polri, lanjut Jokowi harus bisa menjaga netralitas. Mantan gubernur DKI Jakarta itu yakin hal tersebut tidak perlu diragukan lagi.
"Harus bisa menjaga netralitas. Sudah jelas sekali. Saya kira enggak perlu saya ulang-ulang," tegasnya.
Diberitakan, Mantan Kapolsek Pasir Wangi, Garut, AKP Sulman Ajiz kembali memberikan pernyataan terkait dugaan Polri tidak netral dalam Pemilu 2019. Jika sebelumnya dia mengaku diperintah menggalang dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf, kini dia meralat pernyataannya.
Dia mengaku telah membuat kesalahan dengan mengeluarkan pernyataan tersebut. Dia mengaku pernyataannya itu dilatarbelakangi emosi dan permasalahan pribadi dengan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna.
Perbedaan sikap dan pernyataannya pun ditunjukan saat dia menjelaskan bahwa pengumpulan Kapolsek di Wilayah Hukum Polres Garut bukan untuk kepentingan mobilisasi mengarahkan dukungan. Namun, agenda pengumpulan tersebut untuk melakukan mapping atau pendataan kekuatan untuk antisipasi keamanan.
Padahal, saat menggelar konferensi pers di Lokataru bersama Haris Azhar di Jakarta pada Minggu (31/3), Sulman mengaku beberapa kali dipanggil Kapolres Garut untuk melakukan pendataan para pendukung masing-masing calon. Dia diperintahkan melakukan penggalangan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf. Bahkan, dia mengklaim diancam bakal dimutasi jika paslon 01 kalah di daerahnya.
Lebih lanjut, Sulman menegaskan kehadirannya di Mapolda Jabar bukan karena penangkapan. Dia datang bersama anak istrinya untuk menghadap kepada pimpinan berkaitan tugas barunya sebagai Kanit 1 Seksi Penindakan Pelanggaran Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar.
Baca juga:
Cerita Haris Azhar soal Awal Mula AKP Sulman Aziz hingga Ralat Ucapan
Penjelasan Eks Kapolsek Pasirwangi Soal Foto Bersama Pendukung 02
Haris Azhar Bingung Eks Kapolsek Cabut Pernyataan Usai Lapor Polda Jabar
BPN Duga Eks Kapolsek Ditekan Sampai Ralat Ucapan Diperintah Dukung Jokowi
Polda Jabar Tegaskan Pengakuan AKP Sulman Aziz karena Emosi ke Kapolres Garut
Emosi AKP Sulman Aziz dan Heboh Isu Kapolsek Diminta Dukung Capres