Solar PLTD menipis, Karimunjawa terancam gelap gulita
Pasokan solar dari daratan Jepara terkendala gelombang tinggi di perairan Laut Jawa. Kapal tak berani berlayar.
Pasokan solar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, hari ini sudah dalam kondisi menipis.
Situasi itu terjadi karena pasokan solar dari daratan Jepara terkendala gelombang tinggi di perairan Laut Jawa. Jika dalam beberapa hari ini, pasokan masih terkendala cuaca, maka pulau tersebut terancam gelap gulita tanpa aliran listrik.
Sebab, sampai kini seluruh warga menggunakan mesin diesel sebagai pembangkit tenaga listrik.
"Selama masyarakat di wilayah kepulauan Karimunjawa hanya mengandalkan PLTD untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari hari. Namun hingga Selasa (22/1) hari ini pasokan bahan bakar berupa diesel sudah mulai menipis," ujar Camat Karimunjawa Muh kepada merdeka.com, Selasa (22/1).
Muh Tahsin menjelaskan pasokan bahan bakar PLTD Karimunjawa masih ada sekitar 5.000 liter. Jika solar tersebut digunakan, hanya cukup hingga dua hari ke depan tepatnya hari Kamis (23/1) besok.
Sehingga, bila hari Rabu (22/1), gelombang masih tinggi dan tidak ada kapal yang mengangkut solar ke Karimunjawa, maka masyarakat tidak dapat menikmati aliran listrik dari PLTD.
"Kami sangat khawatir, karena pasokan listrik di Karimunjawa sudah menipis, hanya cukup untuk tiga hari kedepan. Jika sampai Rabu kondisinya masih sama, maka Karimunjawa terancam gelap," jelasnya.
Menyangkut ketersediaan bahan makanan di Kepulauan Karimunjawa Muh Tahsin membeberkan, pasokan beras di lumbung masih tersisa lima ton. Jumlah tersebut dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 10 hari ke depan.
"Sampai kini, ketersediaan sembako masih cukup untuk beberapa hari ke depan. Karena beberapa hari lalu, beras kami stok di gudang penyimpanan," jelasnya.
Meski persediaan bahan makanan masih mencukupi, Tahsin berharap pemerintah segera memberi tambahan pasokan. Maka jika gelombang tinggi berlangsung sampai lebih dari 10 hari, kebutuhan pangan masyarakat masih tercukupi.
Muh Tahsin menyatakan telah melaporkan kondisi menipisnya bahan bakar yang menipis ini ke Bupati Jepara.
"Harapan kami, Kamis (23/1) kondisi perairan kembali normal. Sehingga ada kapal pengangkut BBM dan stok makanan yang bisa merapat di perairan kepulauan Karimunjawa," pungkasnya.