Sopir BST Minta Dikirimi Foto Cantik Penumpang, Gibran Perintahkan Pecat
Tangkapan layar percakapan sopir bus Batik Solo Trans (BST) dengan salah seorang penumpang wanita beredar di media sosial. Dalam obrolan via WhatsApp (WA) itu, sopir menyapa dengan kata sayang dan minta dikirim foto dengan pose yang cantik.
Tangkapan layar percakapan sopir bus Batik Solo Trans (BST) dengan salah seorang penumpang wanita beredar di media sosial. Dalam obrolan via WhatsApp (WA) itu, sopir menyapa dengan kata sayang dan minta dikirim foto dengan pose yang cantik.
Permintaan itu kemudian ditolak oleh penumpang. Alasannya, tidak boleh mengirimkan foto pribadi.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang dilakukan mobil mewah berpelat DPR RI yang viral? Mobil mewah berpelat DPR RI mendadak viral usai bunyikan strobo sampai dianggap arogan.
-
Siapa nama sopir bus yang viral karena kebaikannya? Sopir bus yang diketahui bernama Satir ini mengungkapkan terimakasih atas doa yang dipanjatkan untuk dirinya.
-
Dimana video viral jalur pesawat berbahaya itu direkam? Video ini direkam menggunakan ponsel di, Bandara Gustaff III, kepulauan Karibia.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kapan tren boneka Labubu mulai viral? Tren boneka Labubu, yang merupakan salah satu koleksi mainan terkenal dari Pop Mart, belakangan ini telah menjadi objek perhatian di berbagai kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan unggahan Lisa, anggota Blackpink, di Instagramnya pada bulan April 2024.
Tangkapan layar percakapan WA keduanya kemudian diunggah di twitter. Pemilik akun menceritakan bahwa dirinya telah bertemu sopir BST saat naik dari sekitar apotek depan Solo Paragon Mall.
Saat bertemu, sopir meminta nomor WA, dengan alasan hendak memberi info jadwal BST. Namun ternyata justru kalimat-kalimat aneh yang dikirimkan.
Mendengar kabar tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka geram dan marah dengan ulah sopir bus angkutan massal itu. Selain memalukan, kasus tersebut juga mencoreng nama baiknya.
"Ini memalukan, saya yang malu," ujar Gibran, Rabu (22/12).
Hukuman Terlalu Ringan
Gibran menyayangkan sanksi yang diberikan pengelola BST hanya skorsing selama tiga hari. Ia menganggap hukuman itu terlalu ringan.
"Seharusnya sopir dipecat, karena kasus itu termasuk pelecehan verbal. Hukumannya terlalu ringan, harusnya pecat saja," tandasnya.
"Tak delok (saya lihat) sanksinya tidak tegas, cuma skorsing tiga hari. Nggak bisa kayak gitu, itu ngawur. Meh tak parani kantore (saya datangi kantornya)," tegasnya.
Gibran menyebut, berdasarkan laporan yang diterima, kasus itu tidak hanya memakan satu korban. Namun sudah ada beberapa. Menurutnya, sanksi yang diberikan kepada pelaku harus lebih tegas.
"Ngopo (kenapa) hanya skorsing tiga hari, langsung pecat saja," tandasnya.
Putra sulung Presiden Jokowi menyebut, kasus seperti ini sudah sangat marak. Ia juga berterima kasih kepada warga yang menjadi korban sudah mau berbicara di media sosial (medsos).
"Terima kasih untuk korban. Nggak gampang loh speak up seperti itu. Silakan kalau ada korban lain yang merasakan hal serupa, laporkan saja dan kita kalau ada laporan tindakannya juga cepat," katanya.
Pengelola BST Tidak Profesional
Gibran menyebut pengelola BST tidak profesional. Kasus yang dialami oleh operator BST itu bukan yang pertama tapi sudah beberapa kali terjadi.
"Itu nek ra (kalau tidak) viral mereka tidak bertindak. Harus ada evaluasi dan ini pastinya sangat merugikan banyak pihak, termasuk BST sendiri," katanya lagi.
Gibran menyadari, tidak semua sopir BST berperilaku seperti itu. Sebelumnya ada sopir yang viral saat membantu lansia.
"Tapi sing elek yo akeh (yang jelek juga banyak), tidak responsif pada complain warga," ucapnya.
Gibran menilai pengelola kurang selektif dalam rekrutmen sopir. Menurutnya, diperlukan bimbingan lebih lanjut untuk para sopir. Cara-cara kerja di tempat lama, dikatakannya, tidak bisa diterapkan di tempat yang baru.
(mdk/yan)