Spanduk Penolakan Bertebaran di Lokasi Penampungan Pencari Suaka di Daan Mogot
Ketua RT 005 RW 17, Kelurahan Kalideres, Jantoni, menyatakan spanduk-spanduk itu bentuk aspirasi dari warga. Mereka menolak eks gedung kodim dijadikan penampungan sementara. Menurutnya, penempatan pengungsi dalam kompleks perumahan mereka tidak dikoordinasikan terlebih dahulu.
Spanduk bertuliskan penolakan warga terhadap keberadaan pengungsi Warga Negara Asing (WNA) bertebaran di Perumahan Daan Mogot Baru. Di lokasi itu, terdapat penampungan sementara para pencari suaka.
Pantauan di lapangan, spanduk dipasang di pagar-pagar rumah dan pohon. Sejak awal gerbang masuk hingga ke penampungan, ada 15 buah spanduk bertuliskan "Kami Warga Komplek Daan Mogot Baru Menolak Tempat Penampungan Imigran di Komplek Kami"
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa isi dari Ikrar Sumpah Pemuda? Adapun Isi ikrar Sumpah Pemuda yaitu: 1. Ikrar Pertama "Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia" 2. Ikrar Kedua "Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia" 3. Ikrar Ketiga "Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia".
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
Satu lagi, spanduk terpasang tepat di pintu masuk eks Gedung Kodim Kalideres, yang dijadikan lokasi penampungan.
"Boss pengungsi imigran urusan pemerintah dan UNHCR bukan urusan komplek perumahan #TolakPengungsidiPerumahan."
Ketua RT 005 RW 17, Kelurahan Kalideres, Jantoni, menyatakan spanduk-spanduk itu bentuk aspirasi dari warga. Mereka menolak eks gedung kodim dijadikan penampungan sementara.
"Ini semuanya warga yang menolak. Mereka berinisiatif membuat spanduk. Saya tidak ada berapa buah jumlah spanduk," ujar dia saat ditemui, Minggu (14/7).
Jantoni sendiri mengaku tidak menolak keberadaan pengungsi. Hanya saja, kata dia, penempatan pengungsi dirasa kurang pas.
"Masih banyak tempat yang bisa disediakan oleh Pemprov DKI kenapa harus di tempat yang ramah lingkungan. Apalagi sebelah ada sekolahan," ucap dia.
Warga khawatir anak-anak sekolah terkena imbasnya. Apalagi keberadaannya di perumahan komplek yang begitu besar.
"Iya takutnya mereka (imigran) kenapa-napa gitu," ucap dia.
Alasan Warga Tolak Pengungsi Para Imigran
Selain itu, aktivitas warga menjadi terganggu sejak ada para imigran.
"Mereka mengganggu. Masalahnya waktu hari pertama sudah ada warga yang naik mobil di ketok-ketok. Kemudian, katanya para imigran cuma di dalam tapi kenyataannya pada keluar. Malah ada yang duduk dan tidur di emperan ruko. Saya bisa ngomong gini karena kontrol dan lihat sendiri," papar Jantoni saat ditemui di kediamannya, Minggu (14/7).
Dia menyayangkan Pemprov DKI sama sekali tidak berkoordinasi dengan warga dan RT setempat terkait penempatan imigran di eks Gedung Kodim.
"Terus terang sama saya tidak koordinasi," kata Jantoni.
Menurutnya, pada Rabu sore tiba-tiba datang dari petugas pemerintah seperti PPSU, Satpol PP dan perwakilan kecamatan serta kelurahan sekitar 15.00 WIB ke bekas Gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat.
"Masyarakat kira Kodim Grogol pindah ke sini. Masyarakat sudah seneng. Tapi ternyata malam hari baru tahu kalau itu buat pengungsi. Besoknya baru pengungsi pada masuk ke situ," ujar dia.
Jantoni menerangkan, sampai saat ini Ketua RW sedang mencari solusi dengan camat, kapolres, kapolsek, dandim, dan perwakilan sekolah
"Ini yang kita tunggu. Saya minta dengan pemerintah yang punya wewenang di pengungsi coba cari jalan keluar. Saya gak bisa membendung kalau sampai warga sudah mau unjuk rasa ke lapangan," ujar dia.
Sementara itu, Lurah kalideres Mochamad Fahmi membantah tidak berkoordinasi dengan warga terkait dengan keberadaan imigran.
"Sudah (koordinasi), warga di sini kan taat hukum. Kata siapa (tidak koordinasi), RT berapa, biar saya konfrontir," ujar dia saat ditemui.
Saat itu, Fahmi mengaku meminta pihak RT dan RW menyampaikan kepada warga terkait rencana penggunaan eks Gedung Kodim Kalideres.
"Bahwa akan ada pengungsi dan jawaban mereka ya saya kira RT itu kan merespons apa yang disampaikan warga kan. Kalau RT RW itu hanya iya, nanti kita sampaikan ke warga," ujar dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Jumlah Pencari Suaka di Bekas Gedung Kodim Kalideres Mencapai 1.155
Lurah Kalideres Keluhkan Pencari Suaka Membandel
Direlokasi ke Kalideres, Jumlah Pencari Suaka Terus Bertambah
Dinas Sosial DKI Imbau Masyarakat Tak Beri Bantuan Langsung ke Pencari Suaka
DPRD DKI Desak UNHCR Beri Solusi Konkret Terkait Pencari Suaka di Jakarta
998 Pencari Suaka Tempati 6 Tenda di Kalideres