Sudah Jabat 3 Posisi Penting, Jenderal Idham Azis Belum Berhasil Ungkap Kasus Novel
Idham Aziz sudah tiga kali ganti jabatan. Kini Idham Aziz jadi Kapolri. Bisakah Idham Aziz ungkap kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel baswedan?
Penyelesaian kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan belum juga tuntas. Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi tenggak waktu hingga awal Desember untuk menyelesaikan kasus ini.
"Saya sudah sampaikan kepada Kapolri yang baru, beri waktu sampai awal Desember," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11).
-
Bagaimana Novel Baswedan mendapatkan informasi tentang keinginan Agus Rahardjo untuk mundur dari KPK? “Tetapi detailnya saya gak tahu, jadi saya waktu itu sedang sakit di Singapura sedang berobat. Ceritanya, tentunya saya tidak langsung ya. Jadi cerita itu saya denger-denger, dari Pegawai KPK lain yang bercerita. Jadi mestinya yang lebih tahu, pegawai yang ada di KPK,” ucapnya.
-
Apa isi dari bacaan Al Barzanji? Bacaan Al Barzanji mungkin bagi sebagian umat Islam masih asing. Barzanji sendiri merupakan tartil puji-pujian yang bait demi baitnya berisikan riwayat Nabi Muhammad SAW semenjak kelahirannya.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Apa saja karya tulis yang dihasilkan Ani Idrus? Mengutip dari beberapa sumber, karya Ani di antaranya Buku Tahunan Wanita (1953), Menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci (1974), Wanita Dulu Sekarang dan Esok (1980), Terbunuhnya Indira Gandhi (1984).
-
Apa isi dari buku Kodeks Rohonczi? Di dalam buku ini, terdapat rangkaian tanda-tanda yang tidak dikenal beserta ilustrasi yang menggambarkan simbol salib, bulan sabit, matahari/swastika, dan lingkungan agama kristen, pangan, dan muslim hidup berdampingan dalam harmoni.
-
Siapa Imad Aqil? Kelompok Hamas mempunyai sosok pejuang yang menjadi inspirasi mereka dalam melawan pasukan Israel. Imad Aqil, salah satu pejuang Hamas yang namanya dikenal di Palestina.
Kasus penyiraman terjadi saat posisi Kapolda Metro dijabat Irjen Iriawan, dan Jenderal Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolri. Kemudian, Idham Aziz yang kala itu menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri ditunjuk menggantikan posisi Irjen Iriawan sebagai Kapolda Metro Jaya. Lalu, Idham Aziz mendapat promosi sebagai Kabareskrim hingga menjadi Kapolri.
Saat Idham Aziz menjabat sebagai Kabareskrim, Tito menunjuk Idham sebagai ketua tim teknis pengusutan kasus Novel.
Sudah tiga kali ganti jabatan, apakah Idham Aziz mampu mengungkap pelaku teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan? Berikut ulasannya:
Pihak Novel Baswedan Tagih Janji Kapolri
Kuasa Hukum Novel Baswedan menilai Kapolri Jenderal Idham Aziz tak serius mengusut kasus penyiraman dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut. Kuasa Hukum menyinggung sepak terjang Jenderal Idham Aziz sejak menjabat Kapolda Metro Jaya hingga dipercaya menjadi ketua tim teknis pengusutan kasus Novel Baswedan saat menjadi Kabareskrim tak kunjung tuntas.
"Idham Aziz masih ketua tim biar dia Kapolri, ya kalau dia ngomong akan ada Kabareskrim baru diselesaikan omong kosong itu, dia kagak mau ngungkap juga," kata salah satu kuasa hukum Novel Baswedan, Saor Siagian saat dihubungi merdeka.com, Selasa (4/12).
Saor pun menagih janji Kapolri Idham Aziz bakal menuntaskan kasus Novel Baswedan saat bertemu pimpinan KPK awal November lalu omong kosong. Terlebih setelah tenggat pengusutan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan ditentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal Desember berakhir.
"Jadi kalo dibilang Wakabareskrim ini omong kosong. Idham Aziz enggak mau mengungkap peristiwa siapa penyerang itu," ujar Saor.
DPR Tagih Penuntasan Kasus Novel
Anggota DPR Komisi III Arsul Sani meminta Kapolri Jenderal Idham Azis memberi perhatian lebih soal perkembangan kasus penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Dia berharap Kapolri dapat memberikan progres kelanjutan kasus Novel.
"Novel kasus membebani Polri dan menimbulkan prasangka terlalu jauh bagi polri. Saya harap ada progres yang bisa di-update terus menerus," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (20/11).
Arsul berharap ada perhatian khusus terhadap kasus yang sudah terjadi dua tahun lebih itu. "Kami harap jadi atensi khusus Kapolri," ucapnya.
Idham Aziz Pastikan Tim Bekerja
Menanggapi permintaan anggota DPR Komisi III Arsul Sani, Kapolri Idham Aziz memastikan tim teknis masih terus bekerja. Di hadapan anggota DPR Komisi III, Idham meminta didoakan agar tim bisa segera menyelesaikan pekerjaannya. Tim yang dipimpinnya disebut-sebut mendapatkan temuan signifikan.
"Kebetulan saya masih kabareskrim, belum ada pengganti saya, masih diproses di Wanjakti. Sehingga saya yakinkan kita terus bekerja dan bekerja," kata Idham saat rapat kerja bersama Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
"Saya berharap minta doa restu, mudah-mudahan waktu yang tak lama lagi akan ada perkembangan dan temuan yang signifikan, sehingga kita bisa secepatnya mengungkap," ucapnya.
Presiden Jokowi Tunggu Laporan Kapolri
Stafsus Presiden Bidang Hukum, Dini Purwono, mengaku belum mendapat informasi terbaru soal perkembangan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dari pihak Mabes Polri. Menurut dia saat ini posisi presiden adalah menunggu hasil investigasi dari deadline atau tenggat waktu yang diberikan kepada Kapolri Jenderal Idham Azis.
"Saya sudah mencari update. Tapi memang belum ada kalau di Sesneg. Mungkin nanti kita coba komunikasi dengan Divisi Humas Mabes Polri untuk tanya statusnya sebenarnya bagaimana si. Karena kita juga belum dengar apa-apa," kata Dini saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).
Desakan Bentuk TGPF
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen setelah tim teknis Polri belum juga mengungkap pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.
Pembentukan TGPF Independen dinilai PKS menunjukkan keseriusan pemerintah mengusut kasus tersebut menyusul tenggat diberikan Presiden Jokowi terhadap tim teknis Polri belum juga menemui hasil.
"Sudah sangat layak TGPF ini yang terdiri dari teman-teman yang independen dibentuk ini untuk menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menuntaskan kasus ini," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
(mdk/dan)