Sugeng Kartini relakan 25 persen hati untuk putranya Hafidz
Operasi transplantasi Hafidz di RS Pertamedika diperkirakan menghabiskan dana Rp 1,6 miliar.
Beberapa pekan sebelum melahirkan, Maria Ulfa, ibu Hafidz, bermimpi. Dalam tidurnya, Maria seperti melihat wajah anaknya ketika berusia kanak-kanak, yang berbeda dengan sebayanya. Mimpi itu menjadi nyata 7 tahun kemudian.
Hafidz (7) lahir di RS Harapan Kita, Jakarta Barat. Sejak lahir Hafidz sudah menderita kelainan genetik. Beberapa rumah sakit dan dokter ahli dimintai konsultasi. Namun, tidak kunjung menemukan kelainan tersebut, sampai akhirnya dokter menyimpulkan Hafidz menderita 'Allagile Syndrome'.
Saat ini, Hafidz sedang dalam penanganan intensif tim medis RS Pertamedika Sentul City yang dibangun atas gagasan Menteri BUMN Dahlan Iskan itu. Kondisi fisiknya dijaga betul agar siap menjalani operasi transplantasi liver yang akan berlangsung 24 Februari 2014 mendatang.
Operasi akan dilakukan tim bedah dari berbagai rumah sakit dan universitas, seperti RS Pertamedika (RSPP Jakarta), RS Pertamedika Sentul City, RS Dr Soetomo (Unair, Surabaya), RS Hasan Sadikin (Unpad, bandung) dan RSCM (UI, Jakarta).
"Operasi ini akan dipimpin Prof Dr Koichi Tanaka, ahli transplantasi liver terbaik di dunia dari Kyoto University Hospital," ujar Astri Wijayanti, Humas RS Pertamedika kepada merdeka.com.
Operasi Hafidz diperkirakan menghabiskan dana Rp 1,6 miliar. Dana tersebut berasal dari sumbangan donatur dari berbagai pihak yang disalurkan melalui RS Pertamedika Sentul City.
Maria Ulfa, ibunda Hafidz sudah benar-benar pasrah. Dia berserah diri sepenuhnya kepada Allah atas takdir anak yang sangat dicintainya. Hanya satu harapannya, yakni anaknya bisa tumbuh normal dan sehat setelah menjalani operasi ganti hati.
Hafidz akan menerima hati milik Sugeng Kartini, ayah kandungnya sendiri. Sugeng akan merelakan 25 persen livernya demi kesembuhan Hafidz, sang buah hati. Benarlah kata pepatah, cinta orang tua sepanjang jalan.