Sumbang pondok baca, PIA DPR prihatin budaya literasi dan baca Indonesia
Grace mengungkapkan, ketersediaan buku bacaan dan kondisi Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan menyebabkan disparitas yang tinggi antar daerah dalam rendahnya minat baca. Alhasil ini menyebabkan rendahnya budaya baca di Indonesia.
Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI menyoroti budaya membaca dan literasi di Indonesia tertinggal empat tahun dibandingkan dengan negara maju. Pasalnya, di sekolah daerah pelosok ada siswa hingga mahasiswa masih belum mampu membaca secara lancar dan memahami maknanya.
Istri Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Katharine Grace mengatakan, prihatin dengan budaya baca dan literasi di Indonesia yang sangat jauh tertinggal.Padahal, dia menilai, kemajuan teknologi gadget, di satu sisi adalah positif dalam mempermudah komunikasi, namun di sisi lain menjadi penyebab dalam menurunnya minat dan budaya baca serta literasi di Indonesia.
"PIA DPRmengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut ambil bagian dalam meningkatkan minat dan budaya baca di Indonesia," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/12).
Grace mengungkapkan, ketersediaan buku bacaan dan kondisi Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan menyebabkan disparitas yang tinggi antar daerah dalam rendahnya minat baca. Alhasil ini menyebabkan rendahnya budaya baca di Indonesia.
"Indonesia dengan disparitas antar daerah sebagai negara kepulauan, memerlukan upaya bersama dari segenap komponen bangsa untuk memecahkan persoalan ini," jelasnya.
Untuk itu, PIA DPR membuka Pondok Baca PIA DPRdi Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah. Pondok baca ini adalah wujud kongkritnya dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan minat dan budaya baca di Indonesia.