Survei Cyrus Network: Haji Lulung bukan calon idola di pilgub 2017
Dari hasil jajak pendapat, hanya 4,6 persen orang memilih Lulung. Sisanya menjagokan Ahok, Ridwan Kamil, dan Risma.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Abraham Lunggana, atau akrab dipanggil Lulung, belakangan kerap diperbincangkan publik. Namanya makin melejit akibat perseteruannya dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok, tentang dugaan adanya anggaran siluman pada RAPBD DKI Jakarta 2015 dan kontroversi proyek pengadaan pemasok daya tanpa gangguan (UPS).
Meski sering disorot pengguna media sosial dan tenar, tidak otomatis mengkatrol pamor Lulung di dunia politik. Lulung bahkan tidak masuk dalam daftar calon kuat pemenang pemilihan gubernur DKI 2017 mendatang.
Hasil jajak pendapat dilakukan lembaga survei Cyrus Network pada 23 sampai 27 April 2015 menunjukkan, tingkat keterpilihan Lulung tidak mampu menandingi sosok seperti Ahok, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil maupun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Meski berlabel tokoh masyarakat Jakarta, nama Lulung tak masuk pada peringkat lima besar.
Hal berbeda terlihat ketika pengaju jajak pendapat memberikan pertanyaan tertutup, disertai nama dan foto tokoh, perihal calon gubernur jagoan publik. Lulung duduk di peringkat kelima dengan perolehan sebesar 4,6 persen. Tetapi, perolehan Lulung masih kalah jauh dengan Ahok meraup 33,9 persen suara.
Lulung juga kalah dari Risma (18,3 persen) dan Ridwan Kamil, (37,3 persen). Ketua DPD Partai Demokrat Nachrowi Ramli berada setingkat di atas lulung dengan 5,8 persen.
Peneliti Cyrus Network, Eko David mengatakan, rendahnya tingkat keterpilihan Lulung memperlihatkan kecenderungan warga Jakarta tak melulu memilih putra-putri lokal sebagai pemimpin mereka.
"Bisa jadi publik sudah punya frame soal tokoh yang layak memimpin Jakarta. Meski dari luar daerah, yang penting mempunyai prestasi. Tokoh politik dan pengusaha bukan model pemimpin DKI," kata Eko dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (6/5).
Kecenderungan ini, lanjut Eko, merupakan efek dari pilgub 2012. Saat itu Joko Widodo yang berasal dari Solo dan Ahok yang datang dari Belitung Timur memenangkan kompetisi politik itu.
Baca juga:
Cyrus: Ridwan Kamil & Risma saingan terkuat Ahok di Pilgub DKI 2017
Ridwan Kamil kuat di tata kota, tapi lemah atasi persoalan politik
Prabowo sebut Ahok tak ada yang pilih jika pilgub tahun ini
Ini alasan Taufik gubernur DKI juga harus dipilih DPRD
DKI punya UU khusus, Taufik ngotot gubernur harus dipilih DPRD
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Kapan LSI melakukan survei? “Kalau melihat data-data ini, yang belum menentukan pilihan untuk pilihan kedua masih sangat besar. Itu berarti dinamika dukungan masih sangat tinggi,” Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
-
Siapa yang melakukan survei LSI? Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis peta dukungan apabila Pilpres 2024 berlanjut ke putaran kedua. Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua.