Taat Pribadi ditangkap, pengajian di Dimas Kanjeng Samarinda sepi
Taat Pribadi ditangkap, pengajian di Dimas Kanjeng Samarinda sepi. ala pengajian memang, puluhan hingga ratusan motor, berjejer di jalanan lingkungan rumah. Warga pun tidak menampik, terusik dengan aktivitas pengajian itu karena memakai pengeras suara sampai tengah malam.
Pengajian di padepokan Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng (YPDK) Majelis Ta'lim Daarul Ukhuwah di Jalan Ir Sutami kelurahan Karang Asam Ulu, kecamatan Sungai Kunjang, di Samarinda, Kalimantan Timur, tidak jarang diprotes tetangga dan warga sekitar. Gara-garanya, pengajian hingga tengah malam menggunakan pengeras suara.
"Kita cuma mengamati saja. Tetangga pernah ngeluh. Pengajian memang setiap malam Rabu saja, habis waktu Salat Isya jam 8 sampai jam 12 malam, ya menggunakan pengeras suara," kata Suyamto, tetangga depan padepokan, kepada merdeka.com, Rabu (5/10).
Istrinya Suyamto merupakan ketua RT 22, yang rumah tinggalnya persis berseberangan dengan padepokan itu. Kala pengajian memang, puluhan hingga ratusan motor, berjejer di jalanan lingkungan rumah. Warga pun tidak menampik, terusik dengan aktivitas pengajian itu karena pakai pengeras suara sampai tengah malam.
"Sebelum Taat Pribadi Dimas Kanjeng ditangkap, sangat ramai sekali yang datang pengajian. Setelah ditangkap, pelan-pelan berkurang yang datang," ujarnya.
"Kalau kegiatan keramaian pengajian rutin seperti itu, memang tidak lapor ke istri saya sebagai ketua RT 22. Tapi kalau kegiatan istighosah, baru lapor. Contohnya malam kemarin, masih ada pengajian di padepokan," sebutnya.
"Dua minggu ini, kalau pengajian malam Rabu, sampai jam 11 malam saja. Memang menggunakan pengeras suara. Saya sudah coba ingatkan, melalui orang yang punya akses ke dia (Sultan Agung Sumaryono pemilik padepokan) kalau ada warga mengeluhkan," ungkapnya.
Diterangkan Suyamto, Sumaryono dan anak beserta istri keempatnya, dikabarkan berada di Malang, Jawa Timur. Dalam waktu dekat, Sumaryono juga disebut bakal pulang kembali ke rumahnya, yang kini dijaga oleh sejumlah pengikutnya.
"Kan anaknya masih kuliah di Samarinda. Kalau istri keempatnya itu, tinggal di Malang. Mungkin Sumaryono tinggal di sana (Malang). Sebagai warga RT 22 ini, cuma Sumaryono dan anak-anaknya yang tercatat. Kalau istrinya (keempat) itu belum, belum tercatat sebagai warga di sini," terangnya lagi.