Tabungan Rp 42,7 juta tak diakui sekolah, Wijiati akan tagih terus
Tabungan Rp 42,7 juta tak diakui sekolah, Wijiati akan tagih terus. Ibunda Rosita Asih, Wijiati mengaku menabung dengan sistem kepercayaan kepada sekolah. Sudah tiga tahun sistem tabungan seperti itu diikutinya, dan selama ini berjalan lancar.
Setoran tabungan Rosita Asih senilai Rp 42,7 juta tidak diakui oleh sekolahnya, MTS Negeri Tumpang, Kabupaten Malang. Hanya sebesar Rp 135 ribu saja yang diakui dan berdasar catatan di buku tabungan resmi sekolah.
Ibunda Rosita Asih, Wijiati mengaku menabung dengan sistem kepercayaan kepada sekolah. Sudah tiga tahun sistem tabungan seperti itu diikutinya, dan selama ini berjalan lancar.
"Tahun ini saja yang tidak beres, sejak kelas satu juga menabung seperti ini," kata Wijiati.
Wijiati menegaskan, bahwa tabungan itu disetorkan oleh anaknya kepada wali kelasnya, Widyawati. Setiap kali setor tabungan, dirinya mencatat di sebuah buku.
"Nyata-nyata anak saya menyetorkan kepada wali kelasnya, tetapi giliran mencairkan tidak mengakui," katanya.
Sementara pihak sekolah melalui wali kelas juga melakukan pencatatatan. Selama dua tahun menabung, catatan itu selalu sesuai dengan catatan yang dibuatnya.
Saat dibutuhkan atau diambil biasanya akan diberi tahu nilai yang masih tersisa di sekolah. Tetapi saat akan diambil, mengaku akan diantar ke rumah karena nilainya yang cukup besar.
Wijiati akan terus berusaha mendapatkan uangnya kembali sampai kapan pun. Hasil jerih payahnya sepanjang tahun itu sengaja ditabungkan agar anaknya bisa melanjutkan sekolah.
"Sampai kapan pun, 5 sampai 10 tahun akan terus saya tagih. Dia sudah tidak benar, janjinya mau diantar kok malah ingkar," katanya dengan nada tinggi.
Kata Wijiati, wali murid yang lain kemungkinan juga mengikuti cara seperti yang dilakukannya. Setoran dengan cara masing-masing saling mencatat.
"Kemungkinan memang sengaja menilep uang kami. Kita bekerja sehari, termasuk uang titipan sapi bapaknya, ternyata uangnya tidak bisa diharapkan," katanya.
Sementara itu, dalam catatan versi Wijiati, beberapa kali pihaknya menyetor antara Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta.
Baca juga:
Alasan ibunda Rosita menabung Rp 42,7 juta di sekolah, bukan bank
Soal tabungan Rp 42 juta, siswi atau sekolah yang benar?
Ini pengakuan soal setoran tabungan siswi Rosita versi sekolah
Siswi disebut ibu punya tabungan RP 42 juta suka traktir teman
Tertekan ditanya soal tabungan Rp 42 juta, Rosita coba bunuh diri
Pihak sekolah beberkan bukti tabungan siswi Rosita Rp 135 ribu
-
Kenapa tabebuya ditanam di Magelang? Saat itu bunga tabebuya ditanam sebagai pohon perindang di kawasan Jalan Pahlawan, Jalan Pierre Tendean, kawasan Jurangombo, dan Jalan Sudirman.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Siapa yang membangun kandang kambing dan domba terluas di Malang? Pemiliknya tak berasal dari keluarga kaya. Alexander merambah dunia bisnis peternakan dari bawah. Ia dulunya seorang blantik kambing yang setiap hari harus pergi ke pasar.
-
Apa yang ditemukan oleh pekerja bangunan di Malang? Kerangka mayat terbungkus karung goni ditemukan oleh para pekerja bangunan di Kawasan Jalan Simpang Galunggung Kota Malang.
-
Bagaimana susunan rumah di Kampung Batu Malang? Terlihat rumah-rumahnya yang dibangun di area perbukitan, sehingga tertata menanjak ke atas.
-
Di mana tempat wisata alam yang terkenal di Malang? Salah satu daya tarik utama di Malang adalah kawasan wisata Gunung Bromo, sebuah keajaiban alam yang menakjubkan dengan pemandangan gunung berapi, lautan pasir, dan langit berbintang.