Tahanan Polres Malang kabur, Kapolda Jatim salahkan fasilitas
Ruang tahanan disebut tak sesuai standar dan kelebihan kapasitas.
Kasus kaburnya 17 tahanan Polres Malang, Jawa Timur menjadi cermin buruknya penanganan fasilitas tahanan. Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, menyalahkan kelebihan kapasitas dan ruang tahanan tidak layak sebagai penyebab utama.
"Sudah kita lihat secara menyeluruh lokasi para tahanan lari. Memang over capacity, tahanan sudah sangat banyak sekali. Yang seharusnya hanya kapasitas 60 orang, masuk di situ sudah seratus lebih," kata Machfud Arifin di Mapolres Malang, Rabu (19/4).
Menurut Machfud, pihak lembaga pemasyarakatan belum bersedia menerima tahanan jika berkas belum dinyatakan P-21. Struktur bangunan ruang tahanan, kata Machfud, juga tidak memenuhi standar. Sehingga aparat malah kesulitan memantau para tahanan.
"Saya minta Kapolres untuk membenahi agar pengawasannya mudah. Dari luar saja seharusnya bisa melihat orang itu ngapain. Jangankan lari, bunuh diri pun kita tidak akan tahu kalau struktur bangunannya seperti ini," ucap Machfud.
Machfud meminta ruang tahanan diberi kamera pemantau, sehingga aktivitas para tahanan mudah diawasi.
"Dari penjagaan bisa mengawasi, dari Kapolres lewat handphonenya bisa melihat. Sehingga bisa mengawasi penjaganya juga," ujar Machfud.
17 Orang tahanan Polres Malang kabur dari sekitar pukul 02.00 WIB, dengan menjebol langit-langit kamar mandi. Mereka terdiri dari 12 tahanan Sat Narkoba dan lima tahanan Sat Reskrim.