'Tak ada beruk seperti itu di Ceremai, mereka ingin usir warga'
"Kami akan turun dengan massa ribuan sebentar lagi," ujar Okky, aktivis Gempur Kuningan.
Warga di kaki dan lereng Gunung Ceremai, Kuningan, tidak rela jika ada eksploitasi tenaga panas bumi di wilayah mereka. Bentuk ketidakrelaan itu adalah kampanye menolak penjualan Gunung Ceremai untuk dieksploitasi perusahaan asing.
Aktivis Gerakan Massa Pejuang untuk Rakyat (Gempur) Kuningan, Okky Satrio Djati menuturkan, beberapa hari terakhir mahasiswa di Kuningan dan Cirebon gencar berkampanye membantu masyarakat menolak eksploitasi panas bumi di Ceremai.
"Kami akan turun dengan massa ribuan sebentar lagi," ujar Okky kepada merdeka.com, Senin (3/3).
Menurut dia, wajar warga menolak karena keberadaan mereka di tanah leluhur terancam. Apalagi mereka mendengar ada 9 kecamatan yang masuk dalam proyek panas bumi. Rencana eksploitasi panas bumi juga sudah disosialisasikan pemerintah kabupaten setempat.
Okky menuturkan, beberapa kelompok warga berinisiatif mengundang geolog independen Rusman Batubara. Dari penuturan geolog tersebut, pemanfaatan geothermal tidak butuh sampai 9 kecamatan.
Sejak isu pemanfaatan geothermal itu mereka jadi sensitif. "Kalau Anda ke Kuningan bawa mobil mewah pelat B, pasti akan dicurigai masyarakat. Apalagi misalnya Anda melihat-lihat tanah kosong," ujar Okky.
Sesama warga juga muncul kecurigaan. Jika ada yang ingin menjual tanah, didatangi warga lain diminta untuk tidak dijual karena takut dimanfaatkan dalam proyek pemanfaatan panas bumi.
Warga, cerita Okky, makin heran dengan munculnya populasi beruk di wilayah mereka yang berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Cermai.
"Warga tahu kalau ada kera turun. Tetapi ini yang datang beruk. Selama ratusan tahun tidak ada beruk seperti ini. Mereka seperti ingin mengusir warga," tukasnya.
Seperti diberitakan, isu penjualan Gunung Ceremai di Jawa Barat merebak di media sosial beberapa hari ini. Dari isu yang tak jelas kebenarannya itu berembus kencang jika gunung yang terletak di Kuningan tersebut dijual Rp 60 triliun.
Baca juga:
Heboh Gunung Ceremai dijual Rp 60 T, warga curigai Bunda Putri
Ini cerita di balik isu penjualan Gunung Ceremai Rp 60 Triliun
Heboh isu Gunung Cermai dijual Rp 60 triliun, warga tanya ke SBY
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Di mana Presiden Jokowi mengunjungi panen padi dan gerakan olah tanah? Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi panen padi sekaligus gerakan olah tanah dan percepat tanam di hamparan persawahan yang diairi Bendung Daerah Irigasi Gumbasa, Kabupaten Sigi.