Tak hanya kopi, Jokowi ingin RI bisa kirim barista ke luar negeri
Pemerintah segera mengadakan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat yang ingin menjadi barista dan mau tinggal di luar negeri.
Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah segera menggarap secara besar-besaran industri kopi Indonesia. Selain kopi mentah yang diekspor ke luar negeri, Kepala Negara meminta agar pembuat kopi atau barista juga bisa ikut diekspor ke negara lain.
Pemerintah segera mengadakan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat yang ingin menjadi barista dan mau tinggal di luar negeri.
"Dengan barista yang semakin banyak nanti yang dikirim misalnya ke Timur Tengah itu adalah barista. Trailnya mudah sekali, empat hari seminggu, dua minggu maksimal sudah jadi," kata Jokowi yang tengah menyeruput kopi khas bali ini, Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/8).
Jokowi mengatakan apabila telah terwujud, maka barista-barista asal Indonesia akan ditempatkan di negara-negara yang memiliki penduduk merupakan penggemar kopi. Barista bisa ditempatkan di rumah pribadi sampai kedai-kedai kopi.
"Terutama negara-negara yang memiliki kegemaran kopi, kopinya ada baristanya siap dan akan kita garap besar-besaran. Mungkin bisa jadi barista dalam rumah-rumah pribadi dan barista di kafe-kafe. Itu kira-kira. Tapi yang paling penting kopinya dicoba dulu," ujarnya.
Jokowi mengingatkan Indonesia merupakan negara yang dilimpahi berbagai macam jenis kopi. Berbeda daerahnya, berbeda pula kopinya. Bahkan, banyak negara yang mengakui kenikmatan kopi nusantara. Maka dari itu, Jokowi berharap negara lain tak hanya dapat mengenal kopi Indonesia namun turut pula meminum kopi buatan barista asal tanah air.
"Coba kopi gayo enak, coba kopi mandailing enak. Nyoba kopi Wamena enak, Nyoba kopi jember enak, banyak. Kopi bali enak. Kopi lampung enak. Sudah. Sekarang tergantung bagaimana memulai. Pentingnya barista ini diperbanyak. Jangan jualan kopi mentah lagi," tegasnya.