Tak Hanya Sebabkan Kematian, Ini Fakta Ikan Buntal yang Sangat Beracun
Ikan buntal sering kali digunakan sebagai bahan makanan dalam masakan Jepang, seperti sushi atau sashimi.
Ikan buntal sering disebut ikan fugu.
- Berapa Lama Sushi Bisa Bertahan di Suhu Ruang? Ini Panduannya Agar Aman Dikonsumsi
- Apakah Berbahaya bagi Ibu Menyusui untuk Makan Sushi Terutama Ikan Mentah? Ketahui Faktanya
- 18 Juni Hari Sushi Internasional, Ini Sejarah dan Fakta Menariknya
- Meski Terlihat Simpel, Ternyata Makan Sushi juga Ada Aturannya Lho, Ini Caranya
Tak Hanya Sebabkan Kematian, Ini Fakta Ikan Buntal yang Sangat Beracun
Tiga warga di Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, meninggal dunia akibat keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal pada Selasa (5/3).
Ketiga korban adalah Lenny Latuperissa (28) bersama kedua putrinya yang masih kecil yakni Keisya Berhitu (5) dan Chrismen Berhitu (2).
"Ikan buntal atau buntek alias fugu ini sangat beracun," kata Kapolsek, Rabu (7/3).
Ikan buntal sering disebut ikan fugu. Ikan buntal sering kali digunakan sebagai bahan makanan dalam masakan Jepang, seperti sushi atau sashimi.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta ikan buntal yang perlu diketahui:
1. Memiliki Racun Mematikan
Ikan buntal merupakan hewan yang beracun. Ikan buntal mengandung racun tetrodotoksin yang dapat menyerang sistem saraf dan sangat mematikan.
Racun ini disebut-sebut lebih mematikan daripada sianida. Ikan buntal dapat mengeluarkan racun dalam hatinya yang mampu menewaskan 30 orang dewasa.
Ketika dalam keadaan terancam, ikan buntal menggembungkan diri dan melepaskan racun dari kulit.
2. Bisa Bertumbuh
Ikan buntal rupanya bisa tumbuh hingga mencapai panjang empat kaki atau sekitar 47 inci. Panjang ikan buntal bisa melebihi bayi buaya. Ikan buntal besar biasanya ditemukan di Australia, Jepang, dan Afrika.
Namun, ada juga ikan buntal kecil. Ikan buntal terkecil biasanya berukuran kurang dari satu inci dan dapat ditemukan di sekitar India Barat Daya.
3. Bisa Menggembungkan Diri
Ikan buntal dikenal dengan gerakan yang lambat dan berwarna cerah. Karakteristik ini membuat ikan buntal mudah dimakan predatornya.
Untuk melawan predator, biasanya ikan buntal menggembungkan diri dengan mengambil udara dari perut hingga tiga kali lebih besar dari ukuran tubuhnya.
Selain itu, ikan buntal dapat menonjolkan duri–duri.
4. Ikan Buntal Bisa Dikonsumsi
Meskipun beracun, ikan buntal menjadi hidangan lezat di Jepang. Hidangan yang terbuat dari ikan buntal ini disebut Fugu.
Namun, ikan buntal tak bisa diolah sembarangan. Perlu koki terlatih dengan pengalaman kerja tinggi untuk mengolah ikan buntal menjadi makanan lezat.
Koki yang terlatih bisa membersihkan racun dari tubuh ikan buntal. Dari beberapa sumber menyebutkan, racun pada tubuh ikan buntal tidak akan hilang meski sudah dimasak atau dibekukan.
5. Gejala Keracunan Ikan Buntal
Ada empat tahap gejala jika keracunan ikan buntal. Tahap pertama di sekitar mulut terasa kebas atau mati rasa.
Gejala ini dapat disertai dengan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut maupun diare. Gejala tersebut biasanya muncul 10-45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
Gejala keracunan ikan buntal selanjutnya adalah mati rasa di bagian wajah, tidak jelas saat berbicara ataupun cadel, kehilangan keseimbangan, dan tubuh terasa lemas atau tidak dapat bergerak.
Selanjutnya, tubuh menjadi lumpuh atau tidak dapat digerakkan sama sekali, tidak dapat bicara, gagal napas serta pupil mata membesar.
Tahap terakhir gagal napas parah, kadar oksigen di dalam tubuh berkurang (hipoksia), jantung berdetak lebih lambat dari biasanya (bradikardia), penurunan tekanan darah (hipotensi), gangguan irama jantung dan penurunan kesadaran.
Gejala keracunan ikan buntal ini bisa muncul sekitar 2 hingga 3 jam setelah racun ikan buntal masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, gejala keracunan baru muncul setelah 20 jam mengonsumsi ikan buntal.