Tanah bergerak ancam pemukiman warga Banjarnegara
Pergerakan tanah di desa Prendengan bukan hanya mengancam pemukiman penduduk. Beberapa titik jalan penghubung desa Prendengan-Sijeruk Banjarmangu juga mulai retak. Musim penghujan lalu, beberapa titik jalan kabupaten itu berulangkali longsor hingga membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan.
Tebing setinggi 4 meter dengan panjang 20 meter longsor di desa Prendengan, Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Penyebabnya, hujan lebat yang mengguyur wilayah itu, Rabu (4/10).
Longsoran menimpa rumah bagian belakang milik Miskam di RT02/RW02, Desa Prendengan, Banjarmangu. Beruntung, tiga orang penghuni rumah sedang tak beraktivitas di dapur atau kamar mandi rumah.
-
Di mana longsor di Banjarnegara terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Siapa yang menceritakan pengalamannya saat longsor di Banjarnegara? Ibu Tarjo, menceritakan sebelum terjadi longsor, ia mendengar suara atap seng bergemuruh.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Di mana saja bencana tanah longsor terjadi di Jawa Tengah? Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak. Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Apa saja yang rusak akibat longsor di Banjarnegara? Longsor tak hanya menimpa rumah-rumah warga, namun juga pepohonan yang tumbuh di sekitar tanah itu.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
"Untungnya tidak ada korban jiwa. Saat kejadian penghuni rumah berada di kamar depan," kata Kepala Desa Prendengan Faturrahman, Kamis (5/10).
Tebing itu sebenarnya telah diberi pengaman atau talut dengan bangunan cor. Namun bangunan milik Taryumi (60) telah berusia lebih dari 30 tahun. Usia bangunan yang tua tak mampu menahan pergerakan tanah akibat intensitas hujan yang tinggi.
Akibat bencana itu, kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 20 juta. Bencana itu membuat warga yang tinggal di bawah tebing was-was. Ada 3 rumah lain yang terancam tertimpa longsor jika sewaktu-waktu tebing kembali longsor.
Pergerakan tanah di desa Prendengan bukan hanya mengancam pemukiman penduduk. Beberapa titik jalan penghubung desa Prendengan-Sijeruk Banjarmangu juga mulai retak. Musim penghujan lalu, beberapa titik jalan kabupaten itu berulangkali longsor hingga membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan. Kondisi sebagian badan jalan sudah terjal tak beraturan.
Pergerakan tanah sempat berhenti saat musim kemarau datang. Di awal penghujan ini, kata Fatur, jalan aspal itu terancam tak lagi bisa dilalui karena tanah di bawahnya mulai bergerak kembali. "Kalau hujan kendaraan sudah gak berani lewat karena tanah bergerak," katanya.
(mdk/noe)