Tanah Cengau Banyak Menyimpan Peninggalan Sejarah
Sepanjang jalur Sungai Pelimbangan, Cengal, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, diyakini menjadi permukiman masyarakat pra, masa, dan usai Kerajaan Sriwijaya. Tidak heran, banyak peninggalan harta karun yang ditemukan warga di pinggiran sungai.
Sepanjang jalur Sungai Pelimbangan, Cengal, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, diyakini menjadi permukiman masyarakat pra, masa, dan usai Kerajaan Sriwijaya. Tidak heran, banyak peninggalan harta karun yang ditemukan warga di pinggiran sungai.
Menurut Sukas (50) warga Cengal, tidak sulit mencari tempat yang disinyalir banyak tersimpan emas. Pemburu hanya menggali tanah di tepian sungai untuk menemukan tiang bekas rumah dan gerabah.
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Siapa yang meyakini penemuan situs Kerajaan Sriwijaya? Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar.
-
Kapan Tarian Gending Sriwijaya resmi ditampilkan? Resmi Ditampilkan Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
-
Bagaimana Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara? Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara selama 400 tahun.Kota istana yang terletak di sekitaran kota Palembang juga dikenal sebagai “Venesia dari Timur”, terletak di arteri utama Jalur Sutra versi maritim.
-
Bagaimana Tarian Gending Sriwijaya ditampilkan? Tarian ini dibawakan oleh gadis Palembang untuk menerima tamu penting. Palembang tak hanya terkenal dengan makanan khasnya, melainkan juga tradisi dan budayanya yang begitu beragam dan unik. Salah satu budaya Palembang yang terkenal adalah Tari Gending Sriwijaya.
-
Dimana ditemukan keramik kuno peninggalan Kerajaan Sriwijaya? Keramik-keramik dari Negeri Cina kemudian menyebar ke kepulauan Nusantara pada masa Hindu-Budha. Hal ini berdasarkan penemuan keramik-keramik kuno peninggalan Sriwijaya.
"Ya kalau ada tiang atau gerabah tandanya rumah mereka, biasanya ada harta karunnya, pengalaman kami memang begitu," ungkap Sukas beberapa hari lalu.
Untuk memastikan tiang itu telah ada sejak masa lampau, warga harus mencari lagi tiang pasangannya setiap sudut. Jika keduanya sudah didapat, barulah warga menggali dan melimbang tanahnya.
"Hari ini kami temukan banyak tiang kayu, ini pasti bekas rumah penduduk waktu itu. Dari tiang ke tiang berukuran tiga sampai empat meter, tiap sudutnya lengkap, apalagi banyak pecahan kendi. Di sinilah kami fokuskan mencari emas," kata dia.
Tiang berdiameter sekitar 30 sentimeter tersebut diperkirakan sedalam dua meter. Pemburu harus menggali lebih dalam karena harta karun itu tersimpan di hampir seperempat tiang yang tertanam.
Untuk mempercepat galian, setidaknya memerlukan banyak tenaga. Di situlah letak kekompakan para pemburu dan tidak menguasai titik-titik tertentu.
"Tidak ada istilah geng-geng atau menguasai lapak-lapak tertentu, semuanya bisa gabung. Kalau mau gali saja, kan lebih cepat lebih bagus, siapa tahu emasnya ada," ujarnya.
Bagi pemburu, diperlukan keyakinan untuk menentukan lokasi perburuan. Selama ini mereka tidak menggunakan kekuatan ilmu mistis atau gaib dalam memburu emas.
"Kami percaya sama Tuhan saja, ngapain pakai mistis-mistis segala. Lagian tak pakai dukun saja, kami dapat harta karun itu, jadi kami anggap syirik aja pakai begituan," ujarnya.
Berharap Tak Dilarang Pemerintah
Warga berharap perburuan harta karun peninggalan Kerajaan Sriwijaya terus berlangsung sepanjang tahun setiap musim kemarau tiba. Barang yang didapat mampu mengurangi beban hidup mereka.
Otong (40) mengatakan, berkah peninggalan itu semestinya dapat dirasakan masyarakat kecil ketika mata pencarian tengah sulit. Jika usaha itu dilarang pemerintah, dapat membuat gaduh masyarakat karena ada ratusan orang yang terlibat di dalamnya.
"Kami tidak tahu ada aturannya atau tidak, kami cuma berharap memburu harta karun cuma sekali sekali waktu musim kemarau. Lagian kami cuma ambil emas sama manik-manik saja," kata dia.
Jika pemerintah khawatir perburuan mengganggu penelitian, warga meminta pemerintah ikut melakukan penggalian atau melimbang. Apa salahnya juga pihak terkait menurunkan tim ke lokasi sehingga bisa memilah barang apa saja yang diteliti.
Sementara emas atau manik-manik, harus dibeli pemerintah dengan harga standar. Mereka tidak bakal menyerahkan begitu saja barang-barang itu karena memiliki nilai ekonomis.
"Panas-panasan cari, capai, lapar, giliran dapat mau diambil pemerintah, tidak bakal dikasih. Kalau mau ikut gali juga, masa tinggal ambil saja," ujarnya.
Baca juga:
Berburu Harta Karun Sambil Mencari Jodoh
Banyak Siswa Bolos Sekolah Bantu Orang Tua Berburu Harta Karun
Musim Melimbang Harta Karun di Cengal
Kesaksian Para Pemburu Harta Karun Kerajaan Sriwijaya
Awal Mula Penemuan Harta Karun Sriwijaya di Cengal
Perburuan Harta Karun Sriwijaya