Tanggapi polemik pribumi, pemuda Khonghucu akan teguhkan diri sebagai WNI
Kuh Sambih menyadari, umat Khonghucu sering diidentikkan dengan etnis Tionghoa. Tak ingin hal itu terus berlanjut, Matakin akan menggelar ikrar pemuda Khonghucu yang menegaskan bahwa mereka adalah Warga Negara Indonesia (WNI) sejati.
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Provinsi Jawa Barat tak mau berpolemik soal pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut soal pribumi. Bendahara Umum Matakin Provinsi Jawa Barat, Kuh Sambih mengaku, belum melihat secara keseluruhan isi pidato tersebut.
"Mesti dilihat dulu konteksnya ya. Saya juga kan nggak melihat penuh isi pidatonya," ujarnya usai beraudiensi dengan Menko Polhukam Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (20/10).
Kuh Sambih menyadari, umat Khonghucu sering diidentikkan dengan etnis Tionghoa. Tak ingin hal itu terus berlanjut, Matakin akan menggelar ikrar pemuda Khonghucu yang menegaskan bahwa mereka adalah Warga Negara Indonesia (WNI) sejati.
"Pokoknya kita hidup di negara ini sebagai WNI bukan warga negara lain," tegasnya.
Ikrar pemuda Khonghucu akan dilakukan pada 28 Oktober 2017 di Bogor. Bertepatan dengan acara Temu Ikrar Nasional Pemuda Agama Konghuchu Indonesia.
"Kita meneguhkan bahwa pemuda Khonghucu itu pemuda Indonesia, sama dengan yang lain. Makanya kita teguhkan 28 (Oktober 2017) nanti," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, di hadapan ribuan warga Jakarta yang hadir di Balai Kota, Anies menyebut penindasan di Jakarta cukup nyata dengan adanya kolonialisme. Dia juga sempat menyinggung perihal pribumi dalam pidato perdananya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Di Jakarta, kolonialisme itu di depan mata, dirasakan sehari-hari. Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Anies, Senin (16/10).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menggunakan pepatah Madura sebagai gambaran pihak yang menggunakan hasil jerih payah seseorang tanpa berusaha terlebih dahulu.
"Jangan sampai Jakarta seperti ditulis pepatah Madura 'Itik seng a telur ayam sing mengerami'," ujar Anies.