Tangkap Pembuat Petasan di Bondowoso, Polisi Amankan 14 Kg Serbuk
Muh Andika alias Pak Tias (40) nekat meracik petasan. Akibatnya, warga Desa sukosari Kecamatan Sukosari, Bondowoso, Jawa Timur ini diamankan Satreskrim Polres Bondowoso setelah ketahuan menyimpan serbuk mercon seberat 14,1 kilogram.
Muh Andika alias Pak Tias (40) nekat meracik petasan. Akibatnya, warga Desa sukosari Kecamatan Sukosari, Bondowoso, Jawa Timur ini diamankan Satreskrim Polres Bondowoso setelah ketahuan menyimpan serbuk mercon seberat 14,1 kilogram.
"Pelaku membuat sendiri serbuk mercon dengan bahan yang dia beli dari seseorang di Situbondo," ujar Kapolres Bondowoso AKBP Erick Frendriz di Mapolres Bondowoso, Selasa (19/05).
-
Kenapa Petilasan Gilanglipuro penting? Petilasan ini merupakan tempat yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
-
Siapa yang bertapa di Petilasan Gilanglipuro? Dilansir dari kanal YouTube Bantul TV, di dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati, raja pertama Kerajaan Mataram Islam.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Mengapa Petirtaan Jolotundo dibangun? Keberadaan Petirtaan Jolotundo berawal dari keinginan Raja Udayana membangun sebuah tempat pemandian khusus di lereng Pawitra. Petirtaan itu jadi bentuk syukur atas kelahiran Airlangga, buah hati pernikahan Udayana dengan Mahendradatta (Putri Gunapriya Dharmapatni).
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
Untuk proses penyidikan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya adalah 14,1 kilogram serbuk petasan sepeda motor serta alat timbang.
"14,1 kilogram serbuk ini kalau dijadikan mercon, menjadi kurang lebih 2.000 butir petasan. Bahan peledak ini akan dijual ke orang lain," papar Erick.
Dari penangkapan ini, polisi akan terus melakukan pengembangan dan segera menangkap jaringan pembuat mercon, yang bisanya marak jelang Hari Raya Idul Fitri.
"Kami sudah mengantongi beberapa nama. Pengembangan dari kasus ini, ada jaringannya. Kami perintahkan ke Kasatreskrim, dalam 1x12 jam bisa menangkap," papar mantan Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat ini.
Harga bubuk itu sendiri adalah Rp150 sampai 200 ribu per kg. Dalam satu kali pengiriman, bisa mencapai 14-15 kilogram. Berdasarkan pengakuan tersangka, dia belajar mencampur dari temannya di Desa Sumber Gading, sekitar Tahun 2018.
Tersangka membuat petasan karena ada pesanan dari seorang konsumen berinisial E. "Kami segera menangkap pelaku lain, pengembangan dari kasus ini," ucap Erick.
Setelah diamankan Polres Bondowoso, tersangka dijerat dengan Pasal 1 ayat (1), (3) Undang-Undang darurat nomor 12 Tahun 1951, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Pengungkapan kasus mercon di Desa Sukosari ini hanya berselang beberapa hari dari kasus serupa dengan barang bukti 2 kg bahan petasan. Pada 10 Mei 2020, polisi secara 'tak sengaja' mengamankan barang bukti bahan mercon tersebut dari dua pemuda yang terjaring razia lalu lintas.
Baca juga:
Petasan Balon Udara Meledak, 1 Warga Ponorogo Tewas dan 8 Terluka
Angkut 5 Juta Petasan Korek ke Jakarta, Sopir Truk Palsukan Surat Jalan Bawa Kerupuk
Seorang Penyulut Kembang Api Yang Sebabkan Pengunjung di Malioboro Luka Ditangkap
Malam Tahun Baru 2020, KPAI Ingatkan Orang Tua Tak Beri Mercon ke Anak
Mengunjungi Pabrik Pembuatan Petasan Tahun Baru di Filipina
Polisi Imbau Warga Tak Main Petasan Saat Merayakan Tahun Baru