Targetkan kenaikan turis asing, Luhut genjot wisata laut
Targetkan kenaikan turis asing, Luhut genjot wisata laut. Melalui Program Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) di kawasan laut, Menko Maritim berharap di Tahun 2019 nanti Indonesia mampu 'menyedot' 20 juta wisman.
Dengan laut yang bersih, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan berharap jumlah wisatawan mancanegara (wisman) makin banyak datang ke Indonesia.
Untuk itu, melalui Program Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) di kawasan laut, Menko Maritim berharap di Tahun 2019 nanti Indonesia mampu 'menyedot' 20 juta wisman.
"Sekarang ini kita bertahap, kita berharap nanti di Tahun 2019 itu, jumlah turis di Indonesia kira-kira 20 juta. Ya itu penerimaan (devisa) terbesar kita, yaitu USD 20 miliar," harap Luhut usai menggelar Rakor GBBS bersama 50 kepala daerah se-Indonesia di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/12).
Kalau itu laut bersih, lanjut dia, itu untuk pariwisata baik, untuk kesehatan baik. "Tadi seperti saya contohkan, hasil penelitian, ternyata sampah yang di laut, apa yang dimakan ikan itu, itu juga berbahaya bagi manusia," ucapnya.
Menurut Luhut, sampah yang mencemari laut, juga berupa plastik dan berbahaya bagi ekosistem. "Plastik yang dimakan (ikan), itu bisa menjadi dampak kepada generasi mendatang (yang ikut mengkonsumsi ikan laut). Itu hasil penelitian. Jadi saya baru tahu juga itu. Jadi oleh karena itu, kita harus mulai sekarang perbaiki juga itu (laut). Nanti anak cucu kita bisa juga terkontaminasi dengan ikan yang dimakan yang sudah terkontaminasi sampah plastik," ungkapnya.
Sementara untuk mengatasi dampak sampah yang mencemari lautan, Luhut mengaku tengah berupaya meminimalisirnya. "Ya itu sekarang yang mau kita kerjakan. Kita mau bikin ambil, mungkin dibikin di apa? Dikonver apa dialihkan, digunakan menjadi listrik atau juga yang lain untuk UKM dan sebagainya," jelasnya.
Kembali Luhut menerangkan, Kota Surabaya yang telah mampu mengolah sampai menjadi sumber listrik berkekuatan 9 Mega Watt, merupakan model bagus untuk GBBS yang digagas pihaknya.
"Kita jangan belajar ke luar negeri melulu, kita belajar si Surabaya itu sudah cukup. Sekali-kali lihat ke luar, ok. Tapi Surabaya ini, bisa dibikin tempat belajar, Banyuwangi mungkin, Trenggalek juga oleh para bupati yang lain (bisa jadi rujukan). Mungkin juga di Sumatera, Kalimantan ada, itu juga bisa dijadikan contoh," tegasnya.