Tepergok bakar lahan, petani di Sumsel ditangkap polisi
Tepergok membakar lahan, seorang petani berinisial B (40) ditangkap polisi. Sementara jumlah hotspot (titik api) di wilayah Sumatera Selatan mulai meningkat pada musim kemarau tahun ini.
Tepergok membakar lahan, seorang petani berinisial B (40) ditangkap polisi. Sementara jumlah hotspot (titik api) di wilayah Sumatera Selatan mulai meningkat pada musim kemarau tahun ini.
Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir, AKP Agus Sunandar mengungkapkan, penangkapan setelah diketahui munculnya api disertai asap pekat di Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan Barat, Ogan Ilir, Rabu (26/7) siang. Begitu petugas datang, pria asal Palembang itu sedang berada di lokasi.
"Ya benar, ada satu pelaku pembakar lahan kita tangkap hari ini. Inisialnya B, warga Palembang, statusnya sudah tersangka," ungkap Agus saat dihubungi merdeka.com, Rabu (26/7).
Dari hasil pemeriksaan, kata dia, tersangka awalnya membakar lahan miliknya seluas 30x40 meter. Api justru merambat ke lahan sekitarnya sehingga lahan yang terbakar seluas 1,5 hektar.
"Tersangka kewalahan karena api menyebar ke lahan lain. Tersangka sendirian di TKP," ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dengan ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun penjara.
Sementara itu, jumlah hotspot di Sumsel mulai meningkat. Berdasarkan pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), terpantau enam titik api tertanggal 25 Juli 2017. Hotspot tersebar di Musi Rawas dan OKU Timur masing-masing sebanyak satu titik dan di Muara Enim serta PALI masing-maaing dua titik.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah mengatakan, titik api yang sering terpantau berada di Ogan Ilir, OKI, Muara Enim, PALI dan beberapa daerah lain. Hanya saja, Kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah terbanyak terjadi karhutla.
"Akhir-akhir ini kebanyakan berada di Ogan Ilir. Tim pemadam setiap hari memantau dan memadamkan titik-titik api," pungkasnya.