Tergiur umrah murah, ratusan warga Yogyakarta diduga tertipu
Sekretaris LKY Dwi Priyono mengatakan, lembaga yang menyerupai biro jasa umrah bernama Amanah itu menawarkan harga yang murah kepada para calon jemaah. Calon jemaah umrah hanya dipatok biaya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Namun ada juga yang ditawari Rp 20 juta.
Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) mengungkapkan adanya kasus penipuan terhadap calon jemaah umrah yang dilakukan oleh biro jasa Amanah. Penipuan ini berawal dari kumpulan kelompok pengajian yang tergiur harga yang lebih murah dibandingkan penyedia jasa lainnya.
Sekretaris LKY Dwi Priyono mengatakan, lembaga yang menyerupai biro jasa umrah bernama Amanah itu menawarkan harga yang murah kepada para calon jemaah. Calon jemaah umrah hanya dipatok biaya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Namun ada juga yang ditawari Rp 20 juta.
"Jadi mereka menyasar targetnya itu kumpulan pengajian. Di mana jemaah-jemaah itu dibangkitkan semangatnya untuk berangkat ke Baitullah. Dengan semangat itu, katanya jemaah yang mau berangkat mau diberikan potongan atau subsidi dari beberapa lembaga," katanya saat dihubungi, Selasa (22/8).
Dia menjelaskan, setelah dilakukan pengecekan oleh beberapa calon jemaah umrah ternyata lembaga yang akan memberi subsidi tidak ada. Lembaga yang akan memberi subsidi, lanjut Dwi hanya klaim dari Amanah saja untuk meyakinkan calon jemaah.
Dwi menambahkan, saat ini sudah ada dua korban yang melapor ke pihaknya. Saat melapor mereka mengaku mewakili setidaknya 10 korban. Dari pengembangan laporan tersebut jumlah korban lembaga menyerupai biro umrah bernama Amanah ini mencapai ratusan.
"Sudah ada korban yang melapor, yang melapor dua orang namun setidaknya mewakili 10 orang. Kasus mereka sama, makanya mereka bersama-sama secara kolektif mengadu. Ada beberapa kelompok, tidak semuanya mau mengadu tapi beberapa mau memberikan informasi. Di tahun 2015 itu ada 10 orang yang belum berangkat, di tahun 2016 ada sekitar 100-an orang belum berangkat, dan dijanjikan berangkat tahun ini. Tapi tahun ini tidak ada (yang berangkat)," jabarnya.
Dwi mengatakan, karena tak kunjung diberangkatkan beberapa jemaah memutuskan mengundurkan diri, dan meminta uang yang selama ini disetor agar dikembalikan. Namun sampai sekarang masih ada beberapa korban yang belum mendapatkan uangnya kembali.
"Ternyata juga mundur-mundur terus. Terakhir katanya akhir Juli mau dikembalikan (uangnya), tapi kenyataannya belum," tutup Dwi.