Teroris Level KW, Belajar Autodidak dan Alami Proses Radikalisasi Personal
Pengamat Gerakan Islam dari UIN Jakarta, M Zaki Mubarak mengatakan telah terjadi perubahan aksi teror di Indonesia belakangan ini yang sebagian dilakukan individual.
Bom bunuh diri mengguncang Markas Polrestabes Medan, Rabu (13/11) lalu. Pelaku Rabbial Muslim beraksi seorang diri alias lone wolf. Pengamat Gerakan Islam dari UIN Jakarta, M Zaki Mubarak mengatakan telah terjadi perubahan aksi teror di Indonesia belakangan ini yang sebagian dilakukan individual.
"Mereka belajar autodidak, dan mengalami proses radikalisasi secara personal. Misalnya beberapa pelaku yang melakukan serangan terhadap polisi yang Tangerang, kemudian di Polsek Wonokromo itu secara struktural tidak terkoneksi dengan jihadis maupun perkumpulan jihadis di tanah air," ujar Zaki dalam diskusi Perspektif Indonesia, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (16/11).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
Zaki mengungkapkan, proses radikalisasi personal itu terjadi melalui berbagai media seperti Youtube hingga media sosial seperti Facebook. Keterampilan mereka pun berbeda jauh dengan mereka yang pernah belajar ke Afghanistan dan Filipina dalam merancang bom ataupun strategi dalam melakukan aksi teror.
"Sekarang itu skalanya kecil. Bomnya dirakit ala kadarnya karena sumber daya yang dimiliki mulai merosot secara signifikan. Sebagian yang punya skill sudah pergi jihad atau sedang dipenjara, tersisa adalah yang tidak memiliki keterampilan dan kapasitas sangat lemah sekali," kata Zaki.
Alarm untuk Aparat Keamanan
Meski begitu, Zaki mengingatkan, ledakan di Polrestabes Medan menjadi warning bagi aparat keamanan karena pelaku bisa menembus jantung pertahanan kepolisian.
"Nah kalau yang level kw (palsu) saja bisa memasuki jantung pertahanan dari institusi keamanan dan menewaskan beberapa polisi maka saya kira yaitu sedang menjadi alarm bahwa mereka sendiri ternyata belajar tentang strategi-strategi itu," sambungnya.
Zaki menambahkan yang terjadi dari tahun 2014 sampai 2016 jihadis-jihadis di Indonesia yang terampil yang ideologinya kuat lebih dari 700 orang berangkat ke Suriah. Jadi yang tersisa di Indonesia kini adalah non struktural atau kelompok kecil.
"Mereka yang berangkat ke Suriah hampir semuanya mati yang tergabung dalam ISIS, yang tersisa adalah jihadis skillnya kurang, sumber daya sangat kecil. Karena yang punya keterampilan tinggi dan ideologi kuat itu kalau enggak ada di Suriah, itu ada di penjara," tutup Zaki.
(mdk/bal)