Teroris rakit bom di kampus, Rektor UNRI evaluasi aturan
"Mapala sebagian digunakan pengurus untuk tempat menginap, apalagi kegiatan mereka sampai tengah malam," kata Aras.
Tiga orang alumni Universitas Riau (UNRI), ditangkap karena diduga terlibat aksi terorisme. Mereka merakit bom di dalam kampus negeri tersebut hingga selesai dan siap diledakkan. Hal itu diakui pihak kampus sebagai kecolongan dalam mengamati aktivitas di lingkungan mereka.
Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi mengatakan, homestay atau mess Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala Sakai) Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UNRI terkejut. Sebab 3 orang alumni mereka inisial Z, B dan K bisa masuk secara diam-diam hingga menginap selama sebulan untu merakit bom.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
"Kami kecolongan, sebelumnya tidak ada hal yang mencurigakan. Tiba-tiba ada (alumni terduga teroris), sampai masuk ke sekretariat kelembagaan kemahasiswaan di FISIP," ujar Aras Mulyadi, saat konferensi pers di gedung Rektorat UNRI, Senin (4/6).
Padahal, mess Mapala FISIP tersebut, hanya untuk para mahasiswa dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk melaksanakan berbagai aktivitas kampus. Namun, diam-diam ada alumni yang beraktivitas terorisme dan merakit bom sampai selesai dan siap diledakkan.
"Mapala sebagian digunakan pengurus untuk tempat menginap, apalagi kegiatan mereka sampai tengah malam," kata Aras.
Agar tidak kembali terjadi, Aras akan melakukan evaluasi dan revitalisasi peraturan yang ada saat ini. Pihaknya akan memperketat dan melakukan pendataan terhadap siapa saja yang berakitivitas di dalam kampus.
"Kami akan evaluasi ini, apalagi ada orang luar yang masuk malah tidak terdata. Di sini kecolongannya, ya mungkin mereka merasa hubungan junior dengan senior," katanya.
Sebelumnya diberitakan, tim Densus 88 Anti Teror dan Polda Riau menangkap tiga orang terduga teroris berinisial Z alumni Pariwisata Fisipol UNRI angkatan tahun 2003, D alumni Administrasi Negara angkatan 2002 dan K alumni Ilmu Komunikasi tahun 2005.
Z mengajak keduatemannya itu untuk merakit empat bom hingga selesai dan siap diledakkan. Mereka akan melakukan kegiatan yang disebut sebagai ‘amaliyah’ dengan meledakkan kantor DPR RI dan DPRD Riau setelah selesai lebaran. Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka dan dalam penahanan Densus 88 Anti Teror untuk kepentingan penyidikan.
Baca juga:
Dua terduga teroris ditangkap Densus 88 di Pringsewu Lampung
Menkum HAM pastikan lapas khusus teroris di Nusakambangan kelar akhir tahun
Gedung DPR ditarget teroris Riau, Bamsoet puji langkah antisipatif Polri
Fahri Hamzah protes penggerebekan di kampus Unri, ini jawaban Polri
1 Alumni Unri ditangkap Densus pernah diminta membuat bom oleh penyerang Mapolda Riau