Terowongan Misterius Ditemukan di Bogor, Diduga Dibangun Belanda
Untuk menindaklanjuti temuan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) menggandeng Universitas Pakuan (Unpak) dan IPB University.
Pemerintah Kota Bogor, menemukan terowongan misterius di Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah. Diduga, terowongan itu sudah ada sejak zaman kolonial.
Wali Kota Bima Arya Sugiarto pun tak ingin gegabah atas temuan terowongan yang berada tepat di bawah saluran air di Jalan Nyi Raja Permas.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
-
Di mana asinan Bogor pertama kali dikenalkan? Kehadirannya kemudian menyebar untuk berdagang, salah satunya di Bogor.
-
Bagaimana Pawai Dongdang di Bogor dirayakan? Dalam kegiatan tersebut, ratusan warga mengarak beberapa alat pikul padi yang terbuat dari potongan batang bambu setinggi orang dewasa. Tidak hanya itu, Pawai Dongdang juga dimeriahkan oleh arak-arakan hasil bumi dan makanan yang dihias dalam beraneka bentuk dengan diiringi suara kendang, angklung, serta pukulan lesung.
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Kapan asinan Bogor pertama kali dikenalkan? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
Menurutnya, berdasarkan hasil pengecekan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), diduga sebagai bangunan yang dibangun pada zaman kolonial Belanda.
Untuk menindaklanjuti temuan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) menggandeng Universitas Pakuan (Unpak) dan IPB University.
“Setelah kita cek di dinas terkait, memang terlihat ada peta saluran bawah tanah yang dibangun pada zaman Belanda,” kata Bima Arya usai melakukan pengecekan saluran bawah tanah itu, Sabtu (28/8).
Bima Arya menegaskan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan fungsi saluran, apakah saluran air atau memiliki fungsi-fungsi lain.
Untuk lebih memastikannya, Bima mengaku telah berkomunikasi dengan Universitas Pakuan (Unpak) dan IPB University guna mendeteksi luas dan panjang saluran tersebut dengan menggunakan alat yang menunjang.
Selain ingin memastikan fungsi saluran, Bima Arya juga menginginkan agar dilakukan kajian agar dapat diketahui, apakah saluran bawah tanah tersebut memungkinkan untuk direvitalisasi dan digunakan kembali.
Dia menyebut, tahun 2016 Kota Bogor sudah memiliki masterplan drainase. Karenanya saluran bawah tanah yang ditemukan harus disesuaikan, mengingat lokasi penemuan termasuk dalam kawasan yang akan ditata pembangunan Alun-alun, Masjid Agung dan pengembangan Stasiun Bogor.
“Jadi otomatis drainasenya harus rapi. Saya ingin sedimentasinya digali dan dikeruk secara bertahap sampai sejauh mana dan apakah bisa difungsikan kembali sebagai saluran air, kita akan lihat fungsinya untuk apa," ujarnya
Saluran bawah tanah yang memiliki kedalaman 2-3 meter dari permukaan tanah ini, ujar Bima Arya, tidak menutup kemungkinan terkoneksi dengan saluran lainnya, seperti yang di Istana Bogor dan yang lainnya.
Bangunan dari saluran yang langsung dicek ini kata dia, secara kasat mata struktur bangunan ini memiliki kemiripan dengan yang ada di Sukabumi, Klaten dan di Bekasi.
Sementara, berdasarkan informasi salah satu petugas Dinas PUPR yang mengeruk sedimentasi, pada titik yang lokasinya dekat dengan dipo Stasiun Bogor ini, saluran yang ditemukan memiliki seperti ruang yang mirip bak kontrol dengan lebar 2 meter, panjang 10 meter dan tinggi sekitar 1 meter.
(mdk/ded)