Tingkatkan Kualitas Produk UMKM, Banyuwangi Jalin MoU dengan Swasta
Berbagai upaya dilakukan Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas UMKM. Salah satunya Banyuwangi berkolaborasi dengan PT. Bawa Indonesia Global (BIG) untuk membantu pengembangan potensi UMKM Banyuwangi.
Berbagai upaya dilakukan Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas UMKM. Salah satunya Banyuwangi berkolaborasi dengan PT. Bawa Indonesia Global (BIG) untuk membantu pengembangan potensi UMKM Banyuwangi.
Penandatanganan MOU dengan PT BIG dilakukan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan CEO PT BIG, Eka Sari Lorena Soerbakti, di Banyuwangi, Senin (21/2).
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Kenapa KIK Pecel Rawon penting bagi Banyuwangi? “Alhamdulillah, satu persatu kita berhasil menginventarisir warisan kekayaan tradisional kita. Kali ini pecel rawon sudah sah diakui berasal dari Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana KAL Sembulungan memperkuat Lanal Banyuwangi? “KAL Sembulungan ini akan memperkuat Lanal Banyuwangi untuk melaksanakan operasi penegakan hukum dan keamanan di laut di Banyuwangi,” ujar Danlantamal V usai serah-terima KAL Sembulungan di dermaga Tanjung Wangi, Kecamatan Kalipuro, Selasa (2/4/2024).
Bupati Ipuk mengatakan, kerjasama ini merupakan wujud ikhtiar Pemkab Banyuwangi dalam rangka meningkatkan potensi ekonomi UMKM Banyuwangi.
"Alhamdulilah di saat kita berupaya membantu UMKM untuk bangkit kembali, rupanya ada swasta yang tertarik untuk bersama-sama meningkatkan bisnis UMKM," kata Ipuk.
Menurut Ipuk, kolaborasi yang dilakukan ini menjadi satu kebutuhan karena pemkab memiliki keterbatasan terkait market, IT atau digital marketing serta hal lainnya.
"Saya paham meningkatkan UMKM ini bukanlah urusan yang mudah. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan banyak pihak sehingga akan membuka pasar maupun meningkatkan kualitas UMKM itu sendiri. Terima kasih kepada banyak, khususnya kepada Kemenko Marves yang juga memfasilitasi kerjasama ini," kata Ipuk.
Hadir pula dalam acara tersebut Asisten Deputi Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Marves, Kosmas Harefa dan Wakil Bupati Karo, Sumatera Utara, Theopillus Ginting. Wabup Karo datang ke Banyuwangi untuk sharing masalah pengembangan pariwisata dan sektor ekonomi kreatif.
"Tentunya, MoU ini akan melengkapi program-program UMKM yang telah dijalankan Banyuwangi seperti Warung Naik Kelas (Wenak), bantuan alat produksi, hingga berbagai pelatihan dan sejumlah fasilitasi yang telah dilakukan pemkab untuk mendorong perkembangan UMKM di Banyuwangi," imbuh Ipuk.
CEO PT. BIG Bawa Indonesia Global, Eka Lorena menyampaikan, kerja sama yang dilakukan merupakan upaya bersama juga untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui pengembangan potensi-potensi daerah.
"Ini awal dari ikhtiar kita semua agar ke depannya bisa mengangkat kesejahteraan UMKM untuk bisa memasarkan produknya maupun kualitas yang lebih," kata Eka.
Tidak perlu lama, usai penandatanganan MoU, pemkab dan PT. BIG yang didukung Kemenko Marves menggelar pelatihan pada hari itu juga.
Sebanyak 50 pelaku UMKM mengikuti pelatihan di Pendopo Banyuwangi. Eka langsung mengkurasi berbagai produk UMKM yang dibawa oleh masing-masing peserta.
"Mereka bawa produknya, langsung kita kurasi apa kelebihan dan apa yang harus dilakukan agar bisa diterima pasar. Kalau berbisnis, kita harus tahu kebutuhan pasar yang akan kita tuju. Ini penting agar mereka produknya bisa diterima. Kita sampaikan ini ke UMKM," kata Eka.
Selain itu, para peserta juga mendapatkan pelatihan keuangan (UKM Finance) dari CEO QM Financial, Ligwina Hananto.
"Kami juga akan bantu mempertemukan para pelaku usaha dengan pasar untuk memperluas pemasaran. Tak menutup pula fasilitsi permodalan untuk mereka," jelas Eka.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Nanin Oktaviantie menjelaskan bahwa pelatihan ini adalah tahap awal. "Nantinya akan masih ada lagi pelatihan-pelatihan lain, menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM yang ada. Kita lakukan bertahap," kata Nanin.
(mdk/hrs)