Tips pawang tolak hujan, lempar celana dalam ke genteng
"Lebih bagus lagi, kalau yang punya hajat berpuasa selama tiga hari tiga malam," kata Mbah Slamet Subarno.
Publik berharap cuaca bersahabat dalam perayaan malam tahun baru. Tetapi, jika turun hujan, Mbah Slamet Subarno, pawang hujan asal Sleman, Yogyakarta, memberikan tips sederhana agar terhindar dari cuaca hujan.
Pertama melempar nasi basi (sego aking) ke atas genteng dengan memanjatkan rapalan atau doa tertentu. "Lebih bagus lagi, kalau yang punya hajat sebelum melempar nasinya berpuasa selama tiga hari tiga malam. Insya Allah hujan akan pindah. Tapi yang sering terjadi begitu acara selesai dan tuntas, hujan turun deras," ujar Mbah Slamet Subarno di Sleman, Senin (31/12).
Kedua, melempar pakaian dalam yang sudah dipakai ke atas genteng rumah yang punya hajat. Juga disertai doa dan permohonan yang sama dengan metode melempar nasi basi sebelumnya.
Namun, untuk yang ketiga lebih berat sehingga seringkali dirinyalah yang melakukan ritual tersebut. Ritual ini berupa melempar garam laut (uyah krasak) di sudut tempat hajatan atau acara berlangsung.
"Selain itu, dengan ugo rampe atau perlengkapan sapu lidi yang didirikan di perempatan terdekat saat acara berlangsung. Kemudian di ujung lidi ditancapkan lombok (cabe) dengan jumlah ganjil entah itu tiga, lima, tujuh, sembilan, tiga belas, dua puluh satu dan seterusnya. Yang penting kelipatan ganjil," tutur Mbah Slamet yang enggan untuk di foto.
Tips yang terakhir ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Selain harus mempunyai pondasi (kekuatan diri) untuk melakukan ritual ini juga harus bisa berkomunikasi dan membaca alam dan cuaca.