Tipu 11 korban, calo CPNS ditangkap di Aceh
Modus operandi yang dilakukan oleh tersangka S dengan menjanjikan bisa meluluskan tes CPNS di jajaran Pemerintah Aceh. Tersangka yang juga termasuk pejabat teras itu meminta uang kepada korban antara Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per orang.
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Aceh berinisial S (53), akhirnya ditetapkan menjadi tersangka kasus penipuan calo CPNS oleh Polresta Banda Aceh. Ditetapkannya PNS perempuan itu menjadi tersangka setelah 11 orang korban melaporkan penipuan tersebut kepada Satreskrim Polresta Banda Aceh. Polisi pun langsung menangkap tersangka Sabtu (14/10) lalu di rumahnya, Gampong Lampineung, Banda Aceh.
"Laporan dari korban terakhir kami terima itu 4 September 2017 lalu," kata Kasatreskrim Polresta Banda Aceh, AKP Muhammad Taufik, di Mapolresta Banda Aceh, Kamis (19/10).
Modus operandi yang dilakukan oleh tersangka S dengan menjanjikan bisa meluluskan tes CPNS di jajaran Pemerintah Aceh. Tersangka yang juga termasuk pejabat teras itu meminta uang kepada korban antara Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per orang.
Untuk meyakinkan korban, tersangka bahkan membuat tanda terima sejumlah uang yang telah diterima. Tanda terima berupa kwitansi juga telah disita oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti dan tersangka sudah mendekam di tahanan Mapolresta Banda Aceh.
Kasus ini kemudian bergulir, korban menyadari telah ditipu oleh tersangka. Karena apa yang dijanjikan dinyatakan tidak benar dan korban hingga sekarang belum lulus CPNS, sehingga melaporkan kasus penipuan ini kepada pihak kepolisian.
"Total uang yang sudah ditarik oleh tersangka sebesar Rp 200 juta lebih," jelasnya.
Berdasarkan penjelasan dari korban, kata Muhammad Taufik, tersangka mengaku kepada korban memiliki kedekatan dengan sejumlah pejabat tinggi di Pemerintah Aceh. Kenalan korban bisa meluluskan menjadi PNS dengan syarat harus menyerahkan sejumlah uang sebagai pelicin.
"Tersangka mengaku kepada korban ada kedekatan dengan sejumlah pejabat yang bisa meluluskan PNS," imbuhnya.
Muhammad Taufik mengaku hingga sekarang belum ada indikasi ada keterlibatan pihak lain. Kendati demikian, dia mengaku akan terus melakukan penyelidikan kemungkinan-kemungkinan ada pihak lain yang terlibat.
"Masih kami dalami, apa ada terlibat lainnya," katanya.