TNI diminta serang Abu Sayyaf karena sudah keterlaluan sandera WNI
Hal itu sebagai langkah kongkret pemerintah Indonesia dalam membebaskan sandera.
Pengamat militer Soleman B Ponto menilai Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus menyerang markas kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Hal itu sebagai langkah kongkret pemerintah Indonesia dalam membebaskan sandera.
"Ini yang keempat kali (WNI disandera), serang saja sekalian," kata Soleman Ponto kepada merdeka.com saat menjawab pertanyaan langkah kongkret apa yang harus dilakukan pemerintah atas penyanderaan yang dilakukan Abu Sayyaf, Rabu (13/7).
Dia menambahkan, pertemuan Menteri Pertahanan Indonesia, Filipina dan Malaysia di Kuala Lumpur harus bisa mencegah penyanderaan warga negara yang berlayar di laut. Namun dalam pertemuan tersebut juga harus membahas pembebasan 7 WNI yang disandera pada hari kemarin.
"Harapannya bisa mencegah. Tapi yang lagi disandera bagaimana?" kata mantan KaBais Laksda TNI (Purn) Soleman.
Menurutnya, kelompok militan Abu Sayyaf kembali menyandera WNI karena pemerintah dan perusahaan menebusnya dengan uang.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku geram terhadap gerombolan bersenjata Abu Sayyaf yang kembali menculik warga negara Indonesia. Saking marahnya, dia berniat ikut menyerbu markas komplotan tersebut di selatan Filipina jika telah mendapatkan izin dari otoritas setempat.
Gatot merasa geram karena para penculik tersebut hanya mengincar tiga orang berpaspor Indonesia, sedangkan keempat warga Malaysia yang ikut berlayar saat kejadian dibebaskan.
"Ada apa sebenarnya Abu Sayyaf dengan Indonesia? Maka saya sampaikan apapun akan saya lakukan untuk pembebasan. Apapun dengan cara apapun juga. Sampai masuk ke sana pun akan saya lakukan apabila sudah ada izin. Karena ini sudah sangat keterlaluan," tegas Gatot usai di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7).
"Begitu kita diizinkan Filipina, kita masuk, apapun kita lakukan dan siap," tambahnya.
Panglima memastikan penyandera merupakan kelompok Abu Sayyaf. Saat ini, kata dia, tiga WNI telah dibawa ke Filipina.
"Penculikan itu di wilayah Malaysia, yang menculik kelompoknya Abu Sayyaf, dibawa ke Filipina," kata Gatot.