TNI juara umum AASAM 2015, Australia enggan tulis di daftar resmi
Selama tujuh tahun berturut-turut, TNI selalu menempati posisi sebagai juara umum.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil mengukir prestasi di dunia internasional, kontingen yang berasal dari Angkatan Darat (TNI AD) ini meraih gelar juara umum dengan merebut 67 medali dalam kejuaraan menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015. Ke-67 medali itu terdiri dari 32 emas, 15 perak dan 20 perunggu.
Sedangkan, tuan rumah Australia menempati urutan kedua dengan perolehan 6 medali emas, 15 perak dan 20 perunggu. Disusul Brunei Darussalam di urutan ketiga dengan 5 emas, 4 perak dan 1 perunggu. TNI bisa dikatakan menang telak dengan selisih sangat jauh dari negara lain.
Dengan prestasi itu, Indonesia kembali mengukuhkan kemenangan untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut sejak 2008 sampai 2014 lalu. Dalam kompetisi menembak yang berlangsung tahun ini, Indonesia bersaing dengan 15 tim dari 13 negara, yakni Australia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, Filipina, Thailand, Timor Leste, Singapura, Brunei Darussalam, Kaledonia Baru, dan Tonga.
Di tengah meroketnya prestasi Indonesia dalam kejuaraan internasional ini, namun panitia AASAM 2015 belum juga merilis juaranya. Padahal, kejuaraan sudah berakhir sejak 16 Mei lalu dan sampai kini belum juga menampilkan urutan pemenangnya.
Hal itu terlihat dalam situs resmi AASAM 2015 yang beralamat di www.army.gov.au tidak juga menampilkan hasil rekapitulasi kejuaraan di tiap nomor menembak yang diikuti seluruh negara. Situs ini hanya memuat hasil lomba lima tahun sebelumnya. Jika dirunut ke bawah, TNI hampir selalu menguasai tiga besar setiap nomor menembak.
Tak hanya itu, Laman Facebook komunitas AASAM juga tak menampilkan aksi-aksi tim Indonesia selama kejuaraan berlangsung, kecuali kemenangan pada kejuaraan yang sama setahun lalu. Laman ini lebih banyak menampilkan foto personel militer Australia, AS dan Inggris. Sesekali pula beberapa negara seperti Jepang, Filipina maupun Singapura.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo juga mengakui tuan rumah tak begitu saja menerima kekalahannya. Sampai-sampai mereka meminta senapan TNI diperiksa. Tentu saja Jenderal Gatot menolak.
"Kalau mau diperiksa semua," kata Gatot kesal.